"Kenapa kau ke sini, Kinanti?" tegur Ki Jumpana.
"Kudengar, dia muncul lagi. Benar, Ayah...?" tanya Kinanti masih dengan napas agak tersengal.
"Benar," Ki Ampal yang menyahuti.
"Lalu, ke mana Kakang Widura?" tanya Kinanti lagi.
"Mengejar ke dalam hutan, bersama Jambala dan Sentaka," sahut Ki Jumpana memberi tahu.
"Ayah membiarkan saja...?"
Tersirat kecemasan di wajah gadis ini. Ki Jumpana tersenyum, lalu menghampiri anak gadisnya ini dan mengajaknya melangkah. Laki-laki setengah baya itu melingkarkan tangannya di pundak Kinanti.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar