Pendekar Mabuk - 40
"Nah, begitu! Mabuk dulu!" lalu mereka tepuk tangan bersama. Suto Sinting jadi semakin tak enak hati. Ia ingin jelaskan bahwa sekalipun ia minum tuak satu tabung penuh dihabiskan, ia tidak akan mabuk, karena tuak baginya bukan alat untuk mabuk namun obat untuk kesehatan badannya. Kesempatan untuk menjelaskan hal itu tak ada, sebab Karto Dupak sudah mulai bicara dengan nada geram.
"Kalau kau bisa unggul melawanku, aku akan mundur dari pinanganku. Tapi kalau aku unggul melawanmu, aku akan tetap melamar Muria Wardani. Kau mati atau cacat, tak boleh menghalangi lamaranku lagi!"
"Muria Wardani itu siapa? Jelaskan dulu, Karto Dupak!"
"Banyak omong kau! Tentukan saja siapa yang mati. Beres!"

Unduh
0 Responses

Posting Komentar