“Ohhh... kau terlalu terburu nafsu. Kakang... dia adalah murid kakekku. Dia adik seperguruanku sendiri, namanya Mahisa Singkir. Dia menyertai perjalananku mencari kau atas permintaanku. Agar selama dalam perjalanan tidak ada orang yang berani mengganggu. Kakang, sungguh mati dia seorang baik. Dia berkorban demi kepentinganku, maka seharusnya pula kita mengucapkan terima kasih atas bantuannya.”
Warigagung terbelalak kaget, kemudian katanya, “Aduh, maafkanlah aku. Mari sekarang aku lepas dari ikatan ini.”
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar