Pendekar Hina Kelana - 23
Ketika Pendekar Hina Kelana sedang melamun seorang diri di atas pohon itu. Tiba-tiba pendengarannya yang tajam mendengar suara isak tangis. Sayup-sayup kedengarannya. Pemuda itu nampak menyapu pandang ke arah sekelilingnya. Tapi dia belum melihat adanya orang lain di sekitar tempat itu. Namun ketika Buang Sengketa menoleh ke arah lain, maka terlihatlah sesosok tubuh berjalan tersaruk-saruk dengan wajah tertunduk, sekali dua perempuan itu menyeka air matanya yang bergulir di pipi. Melihat keadaan perempuan itu, Buang dapat memastikan pastilah dia seorang anak orang berada. Tapi yang membuat si pemuda merasa keheranan mengapa perempuan itu, berkeliaran di tempat yang sunyi seorang diri? Padahal selain binatang buas. Bukan tak mungkin sewaktu-waktu orang jahat berkeliaran pula di tempat itu. Sejauh itu, sungguh pun hatinya diliputi oleh rasa keingintahuan, namun dia masih tetap berada di tempatnya. Hingga pada akhirnya terdengar juga suara si wanita: "Kakang Andika....! Begitu tega kau meninggalkan diriku, aku menyadari sikapku yang dulu padamu. Tapi mengapa kini kau malah pergi begitu saja...?" rintih si gadis, dengan dada terasa menyesak.
Unduh
Roro Centil - 15
"Ah... siapakah... anda...?" "Heh? kau tak apa-apa...? Aneh...! Tubuhku mengandung racun! aku... aku telah menyentuh mu...! Sukurlah kau tak apa-apa...! Namaku Adhinata!" Tukas Adhinata dengan wajah gerang melihat wanita itu tak terkena racun. Hal itu amat mengherankan Adhinata. Hingga terlongong Adhinata menatap wanita itu yang tak lain dari Giri Mayang adanya. Entah apa yang terjadi hingga wanita telegas itu bisa jatuh terperosok ke dalam lubang. Giri Mayang sendiri pun terlongong keheranan, karena tak menyangka dirinya masih hidup. Dia memang dalam keadaan tanpa daksa. Beberapa luka ditubuhnya akibat serangan Roro Centil dengan batu kerikil, telah mematikan beberapa urat jalan darah di tubuhnya. Dia memang berhasil meloloskan diri dari maut karena Roro tak mengejar. Bahkan tak memperdulikan lagi pada Wanita itu. Padahal Giri Mayang masih belum beberapa jauh, karena tak dapat berlari cepat. Bergelindingan tubuh Giri Mayang dengan luka-luka pada tubuhnya. Namun dia masih bisa bangkit untuk berlari dan berlari... Kembali kakinya tersaruk, dan dia jatuh terguling. Kali ini dia tak dapat bangkit lagi. Seluruh urat darahnya terasa ngilu. Dan mengeluhlah dia panjang pendek.
Unduh
Raja Petir - 13
"Jaka, Tombak Sangga Buana memiliki perbawa yang sangat menggiriskan.... Dan, aku ingin tombak itu menjadi milikmu," ucap Sunara tanpa ragu-ragu. "Heii...?" Raja Petir terkejut mendengar permintaan Sunara. Mengapa lelaki itu ingin menyerahkan Tombak Sangga Buana padanya? Apakah Sunara takut memegang senjata dahsyat yang banyak di incar tokoh-tokoh golongan hitam? Lalu, apa tindakan Raja Petir ketika Buaya Sungai Tenggarong, Raja Macan Loreng, dan Tapak Iblis Utara mengetahui keberadaan tombak itu dan ingin merebutnya? Dan, apa hubungan Tombak Sangga Buana dengan percintaan segitiga antara Sirgaloka, Dinan Jayu, dan Nila Juwita?
Unduh
Pendekar Kembar - 13
"Kau tak bisa mengobati lukanya?" "Tergantung permintaan gurumu nanti; harus ku sembuhkan atau kubuat buntung sekalian! Keputusannya ada di mulut gurumu!" ujar Raka yang sudah mulai diwarnai kemarahan samar-samar. Kirana hanya diam saja, tak berani membujuk lagi. Akhirnya mereka berempat berangkat ke padepokan. Kunto Aji melangkah dengan dipapah Reksada sambil wajahnya menyeringai kesakitan. Tetapi dalam hati Raka Pura, ia sudah menduga bahwa adiknya; si Pendekar Kembar bungsu, pasti terlibat persoalan itu. Raka Pura mulai dapat menyimpulkan bahwa tuduhan tersebut pasti ditujukan kepada Soka. Namun entah bagaimana, Soka pergi dan mereka memburunya. Karena kesamaan rupa dan penampilan, Kunto Aji menyangka Raka adalah Soka Pura. "Tapi benarkah Soka membunuh Prayoga?! Hmmm... kurasa kalau bukan karena ada persoalan yang sangat penting dan berbahaya, Soka tak mungkin mencabut nyawa orang seenaknya begitu. Kurasa mereka juga salah paham terhadap Soka," ujar Raka membatin.
Unduh
Naga Geni - 21
“Kesedihanmu itu kita bagi bersama, Maya. Ketahuilah, bahwa akupun menyesali kematian Nenek Durganti. Jika saja bencana itu tidak terjadi, pastilah nenekmu akan sempat menimang-nimang anak kita kelak,” ujar Sunutama kepada isterinya. “Tapi semuanya telah terjadi, Maya. Manusia hidup di marcapada dengan segala lelakon yang telah digariskan oleh Dewata. Karenanya, kita wajib menerima dengan tulus apa yang menimpa diri kita, sebagai rasa sedih dan gembira yang silih berganti datangnya. Nah, hapuskanlah kedukaanmu tadi. Lihatlah ke ujung fajar di kaki langit timur itu. Dialah cahaya harapan kita. Semua lelakon sedih akan berakhir di ujung fajar, dan masa depan yang lebih terang akan kita jelang bersama.” Made Maya mengangguk perlahan sambil menatap ke wajah suaminya seraya tersenyum, dan melihat ini, jari-jari Sunutama segera mengusap air mata di pipi isterinya.
Unduh
Jodoh Rajawali - 11
Pendekar Rajawali Merah menyimpan sesal. Ia bergegas dekati gugusan batu itu, memandang ke arah lembah, namun tak melihat gerakan manusia di sana. Padahal ia ingin sekali pergoki Lili bersama Prabu, sehingga ia bisa punya kepastian dalam hatinya tentang sikap Lili sebenarnya. Anggita mendekati Yoga yang jadi termenung di samping gugusan batu tersebut. Lalu, gadis itu perdengarkan suara dengan lembut, "Apakah kau masih mencintai gadis itu?" "Aku tak tahu. Yang ku tahu, dia telah memalukan aliran Rajawali, mencoreng-moreng wajahku di depan orang-orang seperti kamu, dan merusak nama baik guru-guru kami. Kalau memang aku bisa pergoki dia berbuat tak senonoh atau bertindak kejam terhadap seseorang, aku akan punya perhitungan sendiri dengannya." "Kau akan membunuhnya?" "Mungkin," jawab Yoga pelan, itu pun setelah ia terbungkam beberapa saat. Lalu, Anggita sengaja berdiri agak ke depan Yoga supaya bisa pandangi wajah pemuda tampan itu dari depan, lalu bertanya,
Unduh
Pendekar Kelana Sakti - 11
"Anak muda.... Sebaiknya kau pun harus cepat-cepat menyingkir dari sini. Desa ini sudah terancam oleh perampok yang menamakan dirinya Durjana Pemenggal Kepala." Keterangan orang kaya ini membuat Wintara tercengang. "Durjana Pemenggal Kepala?" desah Wintara seakan tak percaya. "Hm... Durjana-durjana itu buas bagai serigala yang selalu memenggali kepala korban-korbannya." kata orang kaya itu lagi. Dua pelayannya menghampirinya. "Tuan, semua sudah beres. Kita bisa berangkat sekarang." Orang kaya itu tidak menyahut, ia malah meneruskan pembicaraannya dengan Wintara. "Kau lihat sendiri. Kampung ini telah kosong. Kami tidak ingin tinggal di sini sendirian!" Wintara mengawasi sekeliling kampung. Memang telah sunyi. Kecuali pedati-pedati milik orang kaya ini yang penuh dengan barang-barang. Anak istrinya sudah menunggu di atas tumpukan barang. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran untuk segera meninggalkan desa.
Unduh
Pendekar Mata Keranjang - 13
"Edan!" teriak Dewi Kayangan. Sebelum tubuhnya terus terseret, perempuan bertubuh gembrot ini bantingkan sepasang kakinya di atas tanah. Tubuhnya melenting setinggi satu tombak. Dan serta-merta tubuh gembrot itu menggelundung deras di atas selendang.
Dewi Bayang-Bayang tak mau bertindak ayal. Begitu tubuh Dewi Kayangan menggelinding ke arahnya, dia membentak garang. Tubuhnya membumbung ke udara. Dan dari atas udara, Dewi Bayang-Bayang lalu membuat gerakan berputar ke bawah beberapa kali.
Dewi Kayangan menjerit keras. Kini tubuhnya yang terlilit selendangnya sendiri. Saat itulah Dewi Bayang-Bayang sentakkan pegangan pada ujung selendang dan dilepaskan!
Tak ayal, tubuh gembrot Dewi Kayangan terbanting di atas tanah dengan derasnya.
Sejenak Dewi Kayangan diam tak bergerak-gerak. Tapi sesaat kemudian, dia tampak membuka kelopak matanya dan merambat bangkit seraya pegangi pantatnya. Namun baru saja tubuh gembrotnya bangkit, kedua kakinya goyah, hingga tak lama kemudian dia jatuh terduduk.

Unduh
Raja Naga - 13
"Terkutuk! Kembalikan adik seperguruanku...," desisnya sambil menahan sakit.
"Setan muda! Aku tidak tahu kau berkata apa! Tapi yang kubutuhkan adalah.... Bunga Kemuning Biru!" geram Dewi Perenggut Sukma dengan sorot mata angkernya. Di kejap lain, tiba-tiba terlihat seringaian di bibirnya.
Setan Keris Kembar yang melihat seringaian itu sejenak mengerutkan kening.
"Aneh!" desisnya dalam hati. "Mengapa kekejamannya seperti memudar? Mengapa dia menyeringai seperti itu? Apa yang dipikirkan dan diinginkannya?"
Sebelum lelaki itu dapat menemukan jawabannya, terdengar suara Dewi Perenggut Sukma, "Setan Keris Kembar! Menyingkir dari sini untuk sementara!"
Didera rasa penasarannya untuk mengetahui arti senyuman perempuan berpakaian merah itu, Setan Keris Kembar berkata, "Mengapa kau menyuruhku menyingkir? Orang yang kita inginkan sudah ada di depan mata! Kau tinggal memeriksanya, apakah Bunga Kemuning Biru itu berada padanya atau tidak! Bisa jadi berada pada adik seperguruannya yang sejak tadi diserukannya itu!"

Unduh
Pendekar Cambuk Naga - 13
Detak-detak jantung Lanangseta seperti meledak-ledak berulangkali. Ia bergegas lari ke dalam rumah. Berseru dalam kecemasan:
"Yaaaaang...!" Ia memanggil Kirana dengan sebutan; Yang, atau Sayang. Karena, jika ia memanggil atau menyebutkan nama istrinya, maka akan terjadi hujan badai yang mengerikan, (dalam seri: Misteri Tebing Neraka).
"Yaaaang....? Apa yang terjadi...?!" Lanangseta kebingungan, bergerak dengan serba panik, karena ia tidak menemukan Kirana di dalam rumah. Bahkan Raden Klowor pun tak ada di mana-mana. Ia bergegas ke belakang rumah, oh... tak ada siapa-siapa di sana. Ia kembali lagi ke dalam dan memperhatikan barang-barang yang berantakan bagai habis dilanda gempa hebat. Nafas Lanang memburu, matanya memandang nanar. Garang. Giginya menggeletuk dengan kedua tangan menggenggam kuat-kuat. Ada dendam yang membakar darahnya. Ada kemarahan yang menyayat hatinya. Istrinya hilang, dan tak ada tanda-tanda ke mana perginya.

Unduh
Pengemis Binal - 14
Dalam pertempuran dengan Ratu Air, Raja Syair kalah. Untung dia diselamatkan oleh Putri Racun, saudara seperguruan Ratu Air sendiri. Pengemis Binal yang dibantu Putri Racun pun tak mampu menaklukkan kehebatan Ratu Air. Ilmu Pukulan Salju Merah milik Suropati dan ilmu Pukulan Racun Pembuat Serbuk milik Putri Racun tak bisa menandingi kehebatan ilmu Sinar Perak Cairkan Wujud milik Ratu Air. Tetapi, di halaman Kuil Saloka, Ratu Air menemukan hari naasnya! Di sana dia terlibat bentrokan dengan Sawung Jenar alias Iblis Selaksa Ular. Di sana juga ada Raja Syair, Bayangan Putih dari Selatan, Wirogundi, dan Ingkanputri!

Unduh
Rajawali Emas - 13
"Menakjubkan! Dia bisa berlari sedemikian cepatnya!" desisnya sambil memandang sekeliling. "Aku mulai yakin siapa Manusia Serigala itu sebenarnya. Dewi Segala Impian meneriakkan nama 'Baruna'. Jangan-jangan, Manusia Serigala bernama Baruna. Ah, keadaan memang bikin pusing kepala. Tapi aku tetap mencarinya. Banyak seperti yang bisa kuduga dalam hal ini. Gulungan api panas yang menghalangi gerakan Dewi Segala Impian, mengingatkan ku pada Ratu Api. Apakah memang perempuan itu yang melakukannya? Dan sosok tubuh berpakaian biru kehitaman dan rambut menjuntai ke bawah dikepang dua mengingatkan ku pada... hei!!"

Unduh
Pendekar Blo'on - 15
Banjir darah benar-benar banjir darah. Berbagai golongan dan ratusan prajurit Pasundan tewas di sana. Manusia yang berjuluk El Maut benar-benar seperti Malaikat Pencabut Nyawa. Setan Terompet, Ki Bersin Tewas di tangan sang bala. Elang Perak juga merupakan bahaya besar bagi Suro Blondo dan Maling Jenaka. Kemudian muncul Malaikat Berambut Api? Segawat Apakah persoalan yang di hadapi Pendekar Blo'on sehingga gurunya menghawatirkan keselamatan pemuda itu. Bagaimana nasib puteri Saba, Pangeran Demak Pati? Bila kecantikan sudah menggoda, apakah yang akan dilakukan Pendekar Blo'on?

Unduh
Joko Sableng - 27
KIGALI berlari laksana kalap. Dia tidak pedulikan ranggasan semak dan duri. la berlari dan berlari sekuat kemampuannya. Dia baru memperlambat larinya tatkala di hadapannya terlihat sebuah tanah tinggi yang hampir-hampir saja tidak kelihatan karena tertutup rimbun daun pepohonan dan rumput tebal.
Kigali hentikan langkah berjarak sepuluh tombak dari tanah ketinggian. Sepasang matanya dipejamkan. Telinganya ditajamkan. Lalu perlahan sepasang matanya dibuka. Kepalanya bergerak memutar berkeliling. Matanya liar tak berkesip menyusuri setiap sudut dan sela pepohonan.
Dua kali Kigali membuat putaran kepala. Saat lain dia membuat gerakan melompat. Sosoknya melesat dan tahu-tahu telah tegak di depan tanah ketinggian. Kigali balikkan tubuh, kejap lain dia putar diri lalu melesat menembus rimbun dedaunan dan rumput tebal.

Unduh
Satria Gendeng - 13
"Hiaa!!"
Teriakan pendek keluar dari mulutnya seraya menghentakan tangan ke depan. Asap hitam menggumpal pun meluncur cepat ke arah Wisnu Bernawa. Wisnu Bernawa yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik tokoh keji itu terkesiap ketika gumpalan asap hitam hampir mengenai tubuhnya. Dengan cepat dia berkelit ke samping kanan dengan gerakan memutar.
Dharr!
Satu letusan keras menggelegar. Ditambah menghamparnya hawa panas luar biasa. Pilar besar yang letaknya persis di belakang adipati pecah berantakan dengan warna berubah menjadi kehitaman dan mengepulkan asap.
Berpasang-pasang mata terbelalak. Para prajurit bergidik ngeri. Pilar dari batu cadas saja bisa hancur berantakan, bagaimana lagi kalau mengenai mereka?
Tokoh jahat itu tertawa lebar.

Unduh
Pendekar Gila - 25
"Mengapa kalian menghadangku?" tanya lelaki bercadar biru. "Benarkah kalian yang dijuluki maling budiman?" Pendekar Gila malah balik bertanya.
"Ah, kurasa kami bukan maling budiman. Kami hanya ingin membantu penduduk yang menderita, akibat tindakan sewenang-wenang para pembesar kerajaan," jawab lelaki bercadar biru itu.
"Apapun alasannya, kerajaan menginginkan kalian ditangkap!" ujar Mei Lie tegas.
Apakah Pendekar Gila akan menangkap Sepasang Maling Budiman itu? Dan, mengapa sepasang maling itu selalu membagi-bagikan hasil curiannya pada rakyat? Siapakah sebenarnya Sepasang Maling Budiman yang selalu bersembunyi di balik cadarnya?

Unduh
Pendekar Pulau Neraka - 37
"Pendekar Bambu Kuning...? Ilmunya lumayan hebat, Yang Mulia. Apakah ia tidak merupakan ancaman bagi kita? Perintahkanlah sekali lagi pada kami untuk menghabisi orang itu."
"Tak perlu. Aku merasa mampu mengatasinya. Yang kukhawatirkan, hanya si Pendekar Pulau Neraka itu saja untuk saat ini."
Hantu Bukit Angsa khawatir terhadap Pendekar Pulau Neraka? Padahal kepandaiannya cukup hebat. Kalau tidak, tak mungkin ia berhasil mengalahkan banyak tokoh persiiatan untuk mengabdi padanya. Dan, sesungguhnya kepandaian Hantu Bukit Angsa memang hebat.
Lalu apa perlunya ia memancing Bayu datang ke sarangnya? Entah apa yang terjadi pada Pendekar Pulau Neraka ketika ia memutuskan untuk datang ke sarang Hantu Bukit Angsa. Padahal puluhan tokoh berilmu tinggi yang menjadi kaki tangan Hantu Bukit Angsa, siap mencabut nyawanya.

Unduh
Pendekar Mabuk - 63
"Aku ingat, dia pernah kulihat menyelinap di belakang puri pemujaan. Aku semakin yakin, dia orang Selat Bantai, Suto!"
"Jika benar dia orang Selat Bantai, apa pendapat mu selanjutnya, Kabut Merana?" tanya Suto Sinting dengan rasa ingin tahu cukup besar dan menggelisahkan hatinya.
"Jika benar dia seorang Selat Bantai, sebaiknya jauhilah dia, Suto! Jauhi semua orang dari Selat Bantai."
"Jelaskan alasanmu, Kabut Merana."
"Kau sedang menjadi bahan buruan orang-orang Selat Bantai. Penguasa Selat Bantai yang bernama Nyai Ratu Cendana Sutera sedang membutuhkan darah ksatria muda. Sasaran utamanya adalah dirimu, Suto. Sebab mereka tahu, kau adalah seorang pendekar muda yang berilmu tinggi."
"Untuk apa dia mencari seorang ksatria muda?"

Unduh
Dewa Arak - 85. Golok Kilat
"Sebenarnya..., benda apa yang diinginkan mereka sehingga menculik muridmu Kek?!" tanya Dewa Arak penasaran. Karena Nuri, murid Setan Kepala Besi itu diculik saat berada dalam pengawasannya! "GOLOK KILAT!" jawab Setan Kepala Besi dengan hati berat.
Sebuah Golok?! Seberapa ampuhnya pusaka itu sampai murid Setan Kepala Besi harus diculik?! Benarkah keampuhannya sesuai dengan namanya?!

Unduh
Dewa Linglung - 15
"Hihihi... tekadmu untuk mencari si pembunuh kedua orang tuamu memang patut dibanggakan, bocah manis! Mana kawan seperjalananmu si pemuda dogol itu?" Yang bertanya ternyata seorang wanita berkulit dan berwajah hitam legam. Bermata bulat dan berbibir tebal. Memakai anting-anting besar. Mengenakan jubah berwarna merah berkembang-kembang putih. Siapa adanya wanita itu tiada lain dari si Mawar Beracun.
Dihadapannya berdiri seorang gadis berwajah cantik berkulit putih. Rambutnya berkepang dua. Gadis ini tak lain dari Milani.
"Aku datang kemari cuma sendiri. Urusanku adalah urusanku! Aku tak mau membawa-bawa orang lain yang tak ada sangkut pautnya dengan urusan pribadiku!" sahut Milani.
"Hihihi... nyalimu sungguh besar, bocah manis! Apakah kau yakin dapat membalaskan dendammu?"

Unduh
Candika - Dewi Penyebar Maut 8
Pada saat tubuhnya melesat dari tanah, si Tangan Satu memutar tubuh untuk menghindari serangan lawan dan menghantam Sindura dengan sepenuh tenaga. Sebaliknya si Jubah Hitam saat itu juga tampak gugup dan menyia-nyiakan kesempatan emas untuk mematikan lawan dan malah berpaling untuk menghadang se¬rangan si Tangan Satu pada Sindura!
“He!” Sindura berseru terkejut. Serangan si Tangan Satu itu begitu dahsyat dan cepat. Ia mencoba meng¬hindar namun tak urung ia merasa betapa pukulan itu akan sanggup masuk dan menghantamnya. Ia masih sempat berteriak, “Singa Bramantya!” sebagai tanda pengenal sesama murid Panembahan Megatruh. Namun dadanya telah mulai sesak oleh hawa panas pukulan Bhirawadana, dan hampir ia roboh. Saat itulah hantaman si Jubah Hitam datang untuk menghadang kelanjutan pukulan si Tangan Satu.

Unduh
Shugyosa - 8
Kematian Tazumi membuat Mayeda Toyotomi menjadi gila. la menjadi satu kekuatan pembalasan yang mengerikan. Dengan pasukannya ia mengamuk, berusaha menghancurkan Imagawa sekaligus Nobunaga.
Naoko, geisha yang cantik jelita, kehilangan kesabaran untuk dapat berkuasa. Ia mengambil alih kekuasaan, dan bertekad menghukum orang-orang yang membuatnya kecewa.
Bagian ini teramat dramatis. Cinta, seks, perang, nafsu hidup dan mati berbaur menjadi satu. Mempesona dari awal hingga akhir.
JANGAN SAMPAI ANDA LEWATKAN!

Unduh
Putri Bong Mini - 8 (TAMAT)
"Penderitaan rakyat Manchuria harus segera
diakhiri, Papa!" geram Bong Mini ketika melihat nasib rakyat Manchuria yang sangat memprihatinkan. Mereka bukan saja menderita kelaparan, tetapi banyak pula yang meninggal akibat kesewenangan Thian Tok,
raja negeri itu. Menyadari adanya pemberontakan dari pihak luar, Thian Tok segera memerintahkan ahli-ahli perangnya untuk menangkap para pemberontak. Sepuluh orang ahli perang langsung mengurung dan menyerang Bongkap serta Bong Mini. Kedua orang ini pun terdesak hebat, dan Bongkap berhasil ditangkap! Bagaimana reaksi Bong Mini melihat papanya tertangkap? Berhasilkah Bong Mini membebaskan papanya dan meruntuhkan Kerajaan Manchuria yang dipimpin Thian Tok?!

Unduh
Siluman Ular Putih - 12
Sebagai seorang ahli silat tingkat tinggi, Pangeran Pemimpin tahu kalau pemuda gondrong yang tampak kedungu-dunguan itu memiliki kepandaian hebat. Malah mungkin sedikit lebih hebat dibanding Pelajar Agung. Kenyataan itu membuat hati Pangeran Pemimpin girang bukan main.
"Hea...!"
Dengan menggunakan jurus 'Terjangan Maut Siluman Ular Putih' murid Eyang Begawan Kamasetyo kembali menerjang Pelajar Agung. Sambil menyerang demikian, Siluman Ular Putih terus berusaha menolong Putri Sekartaji dari gempuran para pengeroyoknya. Hal ini tentu saja sangat merepotkan Soma.
Pelajar Agung yang mengetahui perhatian lawan terpecah, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Melalui jurus 'Pedang Pembawa Maut' yang dimainkan dengan menggunakan senjata Kujang Emas, Pelajar Agung meladeni serangan Siluman Ular Putih.
"Jahanam! Itu senjata milik mendiang ayahku Pendekar Kujang Emas. Lekas kembalikan senjata tersebut, Bangsat!" bentak Siluman Ular Putih dengan amarah yang menggelegak.

Unduh
Pendekar Pedang Siluman Darah - 13
Kedua Pendekar kakak beradik itu saling serang dengan senjata sakti yang mereka berdua miliki.
"Kaulah yang telah membunuh Ayuning Tias. Kau merasa jeri karena Ayu lebih dekat padaku!" kata Rangas Pati atau Pendekar Kipas Bayangan.
"Enak saja kau ngomong! Kaulah yang membunuhnya...!"
Tengah kedua kakak beradik seperguruan itu bertempur, tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan yang langsung menghantamkan pukulannya ke arah keduanya sembari berseru. "Akulah yang telah membunuhnya, karena ia adalah wadal bagi Penguasa Gunung Lanang!"
Siapakah sebenarnya yang telah membunuh Ayuning Tias? Apa yang dilakukan oleh Penguasa Gunung Lanang? Bagaimana pula tindakan Pendekar kita Jaka Ndableg? Untuk menjawab semua itu silahkan ikuti kisah ini!

Unduh
Pendekar Naga Putih - 53
"Hm.... Meskipun harus menghadapi keroyokan kalian, jangan dikira aku akan gentar. Mari kita mengadu nyawa...!" dengus Datuk Panglima Sesat, geram. Langsung saja jurus-jurus ampuhnya disiapkan. Sehingga, baik Raja iblis Jubah Merah maupun Memedi Karang Api sama-sama melompat ke belakang.
"Tahan amarah mu, Panglima Sesat! Aku tidak berpihak kepada siapa pun. Tapi, perlu diingat musuh akan tertawa apabila mendengar kita saling berbunuhan di antara rekan sendiri. Bahkan, dunia persilatan akan menertawai kita. Hm.... Apakah kalian berdua ingin mendapatkan cemoohan seperti itu? Kalau memang itu yang diinginkan, silakan kalian bertarung sampai mati! Aku tidak peduli lagi...!" bentak Raja Iblis Jubah Merah.
Laki-laki berjubah merah itu memang menjadi jengkel melihat gelagat kalau pertarungan seperti sulit dihindari lagi.

Unduh
Komik WS - 4


Unduh
Pendekar Bayangan Sukma - 14
"Kakang... sepertinya di tempat ini telah terjadi pertempuran yang amat hebat."
"Betul, Rayi.. sepertinya Perguruan kita telah diserang oleh orang-orang jahat..."
"Kakang!" memekik Ratih Ayu. "Bagaimana dengan Guru?!"
Serentak keduanya melompat dari kuda mereka dan berlari ke dalam bangunan itu. Di dalam pun terdapat banyak mayat dari murid Perguruan Cakra Buana.
Kali ini mereka tak ambil perduli. Keduanya pun berlari ke ruangan guru mereka biasa berada.
Pintu ruangan itu telah hancur berantakan. Sepertinya dihantam oleh sebuah buldozer. Di dalam ruangan itu pun terdapat banyak mayat.
"Guru!" seru Ratih Ayu cemas. Duka yang telah dialaminya seolah telah lenyap dan berganti dengan kecemasan terhadap guru mereka, Ki Borgawa Darsa.
Suaranya menggema di ruangan itu.
Tak ada bayangan Ki Borgawa Darsa muncul.

Unduh
Pendekar Slebor - 44
Suatu hari Saptacakra muda bertemu dengan kakak perempuannya, Nyai Silili-lilu. Dahulu, perempuan tua itu demikian Cantik. Namanya pun demikian indah, Ratna Juwita Permata Kumalasari Dewi Bunga Kamboja. Entah berapa nama perawan di borongnya menjadi satu. Setiap orang boleh memanggilnya sesuka hati. Boleh Ratna, boleh Juwita, boleh Permata. Kumala juga boleh. Asal jangan Kumal, katanya.
Waktu itu, dia sudah berpacaran dengan Petaruh Sakti Perut Buncit. Buncit memang. Namun tak sebuncit sekarang. Dibanding sekarang, perutnya masih lebih langsing. Meski untuk ukuran perut dua orang!
Mengetahui Petaruh Sakti Perut Buncit muda begitu gandrung bertaruh dengan kesaktiannya, Saptacakra muda mempunyai akal. Dia akan berkerja sama dengan Petaruh Sakti Perut Buncit muda untuk menghadapi tiga musuh beratnya. Ditantangnya tiga tokoh sesat muda itu untuk bertanding.

Unduh
Pendekar Rajawali Sakti - 82. Selendang Sutera Emas
"Gila...! Siapa yang tega berbuat seperti ini...?" desis Rangga sambil merayapi mayat-mayat yang bergelimpangan di sekitarnya.
"Hmm.., apakah ini berhubungan dengan kedatangan ketiga murid Nyai Langis, Kakang?" tanya Pandan Wangi.
"Maksudmu, tentang Selendang Sutera Emas yang dicari mereka?" "Benar."
Haruskah Pendekar Rajawali Sakti menerima permohonan ketiga orang murid Nyai Langis yang ingin mehdapatkan Selendang Sutera Emas? Dan, benarkah Selendang Sutera Emas merupakan benda pusaka milik guru mereka? Sehingga mereka mati-matian ingin mendapatkannya! Atau ada tujuan lain?

Unduh