Dalam keadaan gugup karena belum hilang rasa kejutnya Patira Seta berusaha berkelit menghindari tebasan senjata sedapat yang dia mampu lakukan. Tapi sayangnya secepat dan sehebat apapun gerakan menghindar yang dilakukannya ternyata sambaran sinar putih itu datangnya lebih cepat dari yang dia perhitungkan. Tak ampun lagi sinar itupun menyambar putus batang leher Patira Seta. Kepalanya jatuh bergedebukan, menggelinding dan berhenti di legukan tanah yang tergenang air. Darah menyebur dari batang leher yang telah kehilangan kepala itu. Tubuh tanpa kepala oleng, limbung lalu tersungkur. Darah menggenang, tubuh tanpa kepala berkelojotan kemudian diam untuk selamanya.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar