Pendekar Pulau Neraka - 52. Si Gila Dari Muara Bangkai
“Hm. Kau semakin keterlaluan, Kisanak. Aku tidak bisa membiarkan perbuatanmu yang seenaknya saja...!” desis Ki Dipati Unus tidak dapat menahan amarahnya lagi. Namun sebelum kedua orang itu mencabut senjatanya, Darmo Gandul telah melompat menyerang diiringi bentakan nyaring. “Yeaaaa...!” “Uts!” Kedua panglima kadipaten itu tersentak kaget melihat gerakan si Gila dari Muara Bangkai yang cepat bukan main. Terpaksa keduanya melompat ke belakang seraya mencabut pedang masing-masing. Namun baru saja mencabut senjata, mendadak berkelebat angin tajam menyambar. Buru-buru mereka menangkis
Unduh
Pendekar Perisai Naga - 6. Pemanah Sakti Bertangan Seribu
Tarrr! Tringngng! Bunga api bepercikan ketika bola berduri di ujung cambuk itu berbenturan dengan gada di tangan Ki Sadak Kinang. Orang tua yang telah lama malang-melintang di rimba persilatan itu mengangakan mulutnya. Diam-diam ia merasa kagum merasakan tenaga dalam yang tersalurkan lewat cambuk kulit ular itu. Bola berduri di ujung cambuk yang besarnya tak lebih dari buah kecubung itu mampu mendorong gada batu karang sebesar betis orang dewasa. Padahal golok pun tak akan sanggup berbenturan dengan gada itu.
Unduh
Pendekar Mabuk - 91. Tantangan Anak Haram
Perempuan itu tampak berusia sekitar tiga puluh tahun, sedangkan lawan jenisnya berusia sekitar dua puluh tiga tahun. Tetapi pemuda yang bertubuh gempal itu tampak masih hijau dalam hal bercumbu, sehingga butuh bimbingan dari si perempuan yang cukup matang dalam masalah kencan. Pemuda itu menurut saja ketika diperintahkan untuk memindahkan kecupannya ke dada si wanita. Sekalipun pemuda itu masih hijau, tapi semangatnya tampak tinggi dan menggebu-gebu, sehingga si perempuan mengerang berkali-kali menikmati keindahannya.
Unduh
Dewa Linglung - 24. Jeratan Ilmu Iblis
melihat sosok tubuh pemuda gondrong itu. "Edan! Kemana perginya monyet itu?" sentak Sura Banga. Ketika itulah dia mendengar suara ringkikan kuda. Pemuda ini tersentak, segera tubuhnya berkelebat memburu ke arah suara itu. Hatinya mencelos karena memikir pemuda konyol itu main gila. Benar saja! Tampak kuda hitamnya berlari cepat ke arah timur. Dipunggung kuda hitam itu menggemblok tubuh si pemuda gondrong. "Hai! Tunggu...!" teriaknya sambil berkelebatan mengejar. Tapi sudah tak keburu lagi, karena kuda yang ditunggangi si pemuda kumal itu telah membedal cepat. Terlalu jauh untuk bisa menyusulnya.
Unduh
Pendekar Pedang Siluman Darah - 28. Runtuhnya Samurai Iblis
Jaka Ndableg ditemani dua panglima perang Nippon menuju ke arah para Ninja yang sedang berkumpul di tanah Nippon. Selain itu ia juga ditemani gadis Nippon yang lama kelamaan merasa jatuh cinta kepada Jaka Ndableg. Tengah keduanya memadu kasih, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara aneh yang tak lain adalah ujud dari Ki Dartokoyo atau si Siluman Api, yang memberitahukan bahwa sebentar lagi musuh akan datang. Berhasilkah Jaka Ndableg menghadapi musuh-musuhnya, yang dipimpin oleh Takasima?? Bagaimana dengan Taka Nata, apakah dia dapat mempertahankan tahta kekaisaran yang berhasil direbutnya?? Bagaimana akhir kisah cinta antara Jaka Ndableg dengan Meimora si gadis Nippon itu?? Untuk mengetahui kisah yang mendebarkan sekaligus romantis itu, ikutilah serial ini!!
Unduh
Pendekar Naga Putih - 82. Tujuh Satria Perkasa
"Apa yang akan dilakukan orang-orang biadab itu terhadap majikan kita, Saranggi...?" Tanya Maladi berbisik parau. Hatinya dilanda ketegangan hebat menyaksikan Juragan Mahinta diseret-seret seperti binatang. Seperti halnya Saranggi, Maladi pun tidak ingin bertindak bodoh dengan berlaku nekat menyelamatkan majikannya. Karena jumlah lawan sangat banyak. Sehingga, ia hanya bisa mengutuk menyaksikan perbuatan orang-orang tak dikenal itu. "Entahlah, Maladi...," sahut Saranggi parau dan hampir menangis karena merasa tak berdaya untuk menolong majikannya.
Unduh
Pendekar Rajawali Sakti - 104. Perawan Lembah Maut
Hampir bersamaan, mereka menghujamkan pedang itu ke tubuhnya sendiri tanpa keluhan sedikit pun juga. Dan mereka yang tadi bertarung dengan Pendekar Rajawali Sakti langsung ambruk ke tanah dengan pedang tertancap di dada masing- masing. “Ayo, tinggalkan mereka!” perintah wanita itu sambil memutar kudanya. Dan mereka langsung bergerak cepat, memacu kudanya meninggalkan jalan tanah yang berada di pinggiran Lembah Maut ini. Cepat sekali mereka berpacu, hingga dalam waktu sebentar saja sudah lenyap tertelan gelapnya malam. Sementara tanpa ada seorang pun yang tahu, dari atas sebatang pohon yang cukup tinggi dan terlindung, Rangga memperhatikan semua peristiwa itu dengan hati tercekat.
Unduh