“Tak ada yang curang, Ki Kunarpo Ludiro. Aku belum jatuh di tanah dan kini aku masih bisa hinggap kembali di atas panggung ini, maka dengan demikian berarti aku belumlah kalah.”
“Huahaaaaa... huahaaaa... huahaaaa... baiklah kalau demikian.” Bersama dengan ucapannya ini kembali tangan Ki Kunarpo Ludiro diulurkan ke muka. Kali ini bukannya bersifat mendorong lagi, akan tetapi menghantam ke arah ulu hati.
“Ayaaaa...!” Teriak Ki Sardulo Seto dengan terkejut. Tak disangkanya sama sekali kalau lawannya ini menghendaki kematiannya. Dengan demikian maka Ki Sardulo Seto berlaku tambah hati-hati.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar