Sewaktu tegang-tegangnya, tiba-tiba terdengarlah teriakan Klabangsongo dan Baurekso, “Paman, biar kami membantumu!”
Mendengar ini bukan main terkejutnya hati Ambarsari dan Birowo. Tetapi keduanya tak dapat berpikir lebih jauh lagi. Sebab tahu-tahu pedang Klabangsongo telah membabat leher, dan tongkat Baurekso menyambar ulu hati.
Tetapi ketenangan Ambarsari dapatlah kita kagumi. Sebab, datangnya serangan maut ini tidak menjadikan murid Anggraeni menjadi gugup, tetapi dengan cepat ia mengangkat rantai yang dipegangnya dan dipegang oleh Tengkorak Hitam itu ke atas hingga lehernya terbebas dari babatan pedang Klabangsongo. Untuk menangkis tongkat Baurekso, ia menggerakkan tangan kanannya yang memegang pedang.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar