Dari arah kabut terdengarlah teriakan I Jembrana, “Kalian unggul hari ini. Tapi jangan keburu bangga. Tunggulah lain saat nanti!”
Ngurah Jelantik hanya dapat menggeretukkan giginya mendengar ancaman musuhnya tadi. Kalau hanya menurutkan nafsu amarah saja, mungkin ia sudah akan lari sendirian mengejar mereka.
Akan tetapi kemudian iapun insaf, bahwa musuh dapat berbuat lebih leluasa dari balik kabut itu tanpa dapat diketahui lebih lanjut oleh pihaknya. Dengan demikian, tidak mustahil bila pengejaran itu dilanjutkan, musuh sudah siap memberondongkan senjata-senjatanya sehingga akan menimbulkan banyak korban.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar