Pendekar Rajawali Sakti - 91. Ratu Intan Kumala
“Nyai Purut...,” desis Pandan Wangi langsung bisa mengenali perempuan tua itu. Agak bergetar juga hati Pandan Wangi, karena menyadari saat ini hanya seorang diri saja. Sedangkan keadaannya benar-benar tidak menguntungkan. Dia sudah terkepung rapat oleh gadis-gadis pengikut Nyai Purut. Bahkan mereka semua sudah siap menyerang dengan pedang terhunus. “Hik hik hik...! Tidak percuma kau mendapat julukan si Kipas Maut, Pandan Wangi. Permainan kipasmu memang dahsyat sekali. Tapi aku tidak yakin, apakah kau sanggup bertahan tanpa adanya kekasihmu,” terasa dingin sekali nada suara Nyai Purut. “Hhh! Apa maumu, Nyai Purut?!” sentak Pandan Wangi lantang. “Hik hik hik...! Seharusnya aku yang bertanya begitu padamu, Pandan Wangi. Untuk apa kau berada di sini?” Nyai Purut malah balik bertanya, disertai tawanya yang kering dan terkikik.
Unduh
0 Responses

Posting Komentar