“Cepatlah, kita menyingkir dari tempat ini....” desah Doyotan seraya mengatur napasnya yang sesak. “Jika sekali lagi kita terbentur oleh tenaga pukulan kakek bangkotan itu, pastilah kita akan muntah darah. Tambahan lagi kita harus cepat-cepat menyelamatkan sobat Bungkil dan Delok. Mereka telah terluka dalam cukup parahnya.” Growong mengangguk lemah. Kiranya pendapat Doyotan itu cukup baik, sebab tubuhnya sendiri sekarang ini seperti kehilangan daya dan kiranya untuk memutar senjata sabit berantai, ia tak akan sehebat dan setangguh saat-saat yang lalu. Hal ini sama artinya tidak perlu melanjutkan pertempuran melawan si kakek Gagang Aking maupun rombongan Mahesa Wulung.Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar