Nanjar terpaku menatap wanita itu tak bergeming. Lalu tertunduk dengan perbagai perasaan memenuhi benaknya. Apakah yang harus dila¬kukan? Membiarkan wanita itu tanpa memperdulikannya, atau melaksanakan pengobatan dengan cara gila itu? "Aku telah berhutang budi padamu, nona Seriti Hijau. Kalau tak ada cara lagi selain itu... yah! apa boleh buat." akhirnya Nanjar berkata lirih. "Aku tak akan melupakan budi kebaikanmu, Dewa Linglung...." membisik Seriti Hijau dengan terharu. Dan Nanjar pun segera meloloskan pakaiannya....Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar