Andika menahan langkah Imas, "Tunggu!" Gadis itu berbalik sambil mendengus, "Apa lagi?" "Ada yang ingin kukatakan tentang gurumu," kata Andika dan tak menunggu persetujuan Imas, ia menceritakan tentang Malaikat Bukit Pasir. Bukannya gembira, Imas justru melotot. "Kau?" desisnya dengan tubuh bergetar. "Di mana guruku sekarang, hah?" "Sungguh aku tidak tahu. Ini memang kesalahanku, Imas. Aku akan berusaha menemukannya. Imas, ceritakan tentang gurumu. Mengapa banyak sekali yang menginginkan nyawanya...." "Setelah kau tidak tahu di mana guruku berada, kau ingin aku menceritakan apa yang telah terjadi? Justru kau sendiri yang tahu jawabannya!" "Maksudmu... sebelum kejadian itu. Ceritakan...." "Kau harus bertanggung jawab atas hilangnya guruku!" Gadis itu hanya berkata-kata tanpa menjawab keingintahuan Andika tentang Malaikat Bukit Pasir.Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar