"Bedebah! Kalian harus membayar nyawa istriku," memaki marah Bupati Labean, dibarengi dengan sabetan keris Cokro Jinggo. Seketika kelima anak buah Suro Gonggong berlompatan, mengelakkan serangan yang dilancarkan oleh Bupati Labean. Mereka tahu akan kehebatan keris di tangan Bupati Labean dari Suro Gonggong yang telah memesannya wanti-wanti agar mereka hati-hati dengan keris itu. Mendapatkan serangannya hanya mengenai angin belaka, makin bertambah marahlah Bupati Labean. Maka dengan ditambah lipat gandakan serangannya, Bupati Labean mencerca kelima musuhnya silih berganti. Mendengar keributan di ruang tamu, kedua anak Bupati Labean seketika terjaga dari tidurnya. Lalu dengan mata masih setengah mengantuk kedua kakak beradik itu berjalan ke luar menuju ke asal suara itu.Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar