"Cambukku ini...." kata Klowor. "Bukan cambuk sembarangan, melainkan cambuk pusaka." "Cambuk pusaka?! Wah, hebat juga kau diam-diam, punya urusan tentang pusaka, ya? Pusaka milikmu sendiri, maksudnya?" "Hemm... bagaimana, ya? Cambuk itu bisa dikatakan milikku, tapi bukan juga milikku. Sebab.... Begini, Ki. Aku diberi sebuah cambuk oleh orang sakti, tetapi saat ini ada yang harus kulakukan agar cambuk itu benar-benar resmi jadi milikku." "Wah, beruntung sekali kau. Cambuk apa namanya?" "Pusaka... Cambuk Naga...." suara Klowor berbisik, namun justru mengagetkan orang yang diajak bicara. Orang beruban tipis itu menatap Raden Klowor tidak berkedip. Sampai lama. "Kau,., kau main-main, ya?" "O, tidak, Ki. Aku sungguh-sungguh diberi pusaka yang bernama Cambuk Naga, dan...."Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar