Joko Sableng - 28
Wuutt! Wuuuut! Kedua tangan murid Pendeta Sinting bergerak ke depan. Satu sinar kuning berkiblat, lalu satu gelombang luar biasa dahsyat menggebrak dibarengi menghamparnya hawa panas menyengat. Blammm! Kesunyian hutan disentak dengan gelegar hebat. Tanah hutan di sekitar bentroknya pukulan bergetar keras. Udara yang mulai temaram seketika laksana ditelan malam karena hamburan tanah dan dedaunan. Disusul terdengarnya derakan dan tumbangnya beberapa pohon. Kabut hitam tipis berserakan di udara. Bundaran ranggasan semak langsung pecah. Sementara gelombang dan sinar kuning ambyar berantakan. Sosok murid Pendeta Sinting dan Malaikat Berkabung sama-sama terpental lima langkah ke belakang. Paras keduanya sama berubah pucat pasi. Namun belum sampai semburatan tanah luruh sirna, kedua tangan Malaikat Berkabung bergerak sibakkan mantel hitamnya. Saat itu juga sosoknya melesat menerobos luruhan tanah.
Unduh
0 Responses

Posting Komentar