"Anak muda.... Sebaiknya kau pun harus cepat-cepat menyingkir dari sini. Desa ini sudah terancam oleh perampok yang menamakan dirinya Durjana Pemenggal Kepala." Keterangan orang kaya ini membuat Wintara tercengang. "Durjana Pemenggal Kepala?" desah Wintara seakan tak percaya. "Hm... Durjana-durjana itu buas bagai serigala yang selalu memenggali kepala korban-korbannya." kata orang kaya itu lagi. Dua pelayannya menghampirinya. "Tuan, semua sudah beres. Kita bisa berangkat sekarang." Orang kaya itu tidak menyahut, ia malah meneruskan pembicaraannya dengan Wintara. "Kau lihat sendiri. Kampung ini telah kosong. Kami tidak ingin tinggal di sini sendirian!" Wintara mengawasi sekeliling kampung. Memang telah sunyi. Kecuali pedati-pedati milik orang kaya ini yang penuh dengan barang-barang. Anak istrinya sudah menunggu di atas tumpukan barang. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran untuk segera meninggalkan desa.Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar