Pada saat tubuhnya melesat dari tanah, si Tangan Satu memutar tubuh untuk menghindari serangan lawan dan menghantam Sindura dengan sepenuh tenaga. Sebaliknya si Jubah Hitam saat itu juga tampak gugup dan menyia-nyiakan kesempatan emas untuk mematikan lawan dan malah berpaling untuk menghadang se¬rangan si Tangan Satu pada Sindura!
“He!” Sindura berseru terkejut. Serangan si Tangan Satu itu begitu dahsyat dan cepat. Ia mencoba meng¬hindar namun tak urung ia merasa betapa pukulan itu akan sanggup masuk dan menghantamnya. Ia masih sempat berteriak, “Singa Bramantya!” sebagai tanda pengenal sesama murid Panembahan Megatruh. Namun dadanya telah mulai sesak oleh hawa panas pukulan Bhirawadana, dan hampir ia roboh. Saat itulah hantaman si Jubah Hitam datang untuk menghadang kelanjutan pukulan si Tangan Satu.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar