30
Mei 2012
“Keparat! Apakah kau pendekar cabul? Dan di perguruanmu hanya diajari untuk menelanjangi wanita?!” gertak Pusparini tanpa takut apa yang akan dilakukan terhadap dirinya.
Pikir Pusparini, dirinya masih mampu bertahan seandainya laki-laki itu menyerang hanya untuk menjambret kainnya. Bukankah dalam peristiwa Siluman Kedung Brantas ia mampu menggagalkan tangan-tangan yang jahil yang mencoba mencolek pantatnya dalam arena tari, dan hal itu disayembarakan?
“Ayo, cobalah jambret kainku ini!” katanya lagi.
“Tidak! Akhlakku tidak serendah itu,” jawab si laki-laki itu. “Dan aku bukan pencuri.”
“Buktinya! Senjataku telah hilang. Kau telah melarikan kuda itu. Kalau tidak kucegah, kau pasti sudah ngeblas jauh.”
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar