“Hei, kau orang tua! Dengarlah! kau tadi sudah menghina kami. Dan itu tidak bisa dimaafkan! Kemudian, ada lagi orang yang menghina kami secara lebih kasar. Dan kau pun memintakan ampun untuk mereka dengan janji akan memberi apa yang kami minta. Sekarang, aku minta ketegasan darimu. Sungguh-sungguhkah ucapanmu barusan?” tanya pengemis muda berwajah kurus itu dengan suara lantang.
“Benar.... Benar...,” sahut pemilik kedai makan itu cepat, sambil mengangguk-anggukkan kepala dengan wajah agak berseri. Pemilik kedai itu sengaja mengucapkannya jelas-jelas, dengan harapan permintaannya tadi dikabulkan.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar