Sirih Duda diam sejenak, tangan kirinya bersandar pada sebatang pohon. Sepertinya ia sedang mempertimbangkan sesuatu hingga perlu merenung sesaat.
Tiba-tiba suaranya terdengar lantang, "Kalau aku mau melepaskan dirimu, apa yang akan kau perbuat dari kebaikanku nanti, Perawan Bukit Jalang?!"
Gadis berambut panjang lepaskan posisi kuda-kudanya. Nafasnya terhempas panjang, karena merasa sahabatnya sudah mulai akan sadar atas kekeliruan langkahnya itu.
"Sirih Duda, kau adalah sahabatku sejak dulu. Sudah lama kita saling bersahabat dan hidup dengan damai. Tentu saja aku ingin menjaga perdamaian di antara kita berdua dan saling membantu jika kita punya kesulitan! Aku tak mungkin bisa melupakan dirimu, Sirih Duda."
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar