"Terlalu berani kau bicara di depanku begitu, Cambuk Dewa!" geram Leak Parang, kemudian ia kibaskan tangan kanannya ke samping.
Wuuut...! Maka terpeciklah bunga api warna biru kemerah-merahan yang menyebar terbang bagai ribuan kunang-kunang. Percikan sinar kecil-kecil itu menggerombol dan membentuk serangan serentak ke tubuh Cambuk Dewa. Tetapi anak muda itu segera sentakkan kakinya ke tanah dan tubuhnya melenting ke atas hindari percikan sinar tersebut. Sebatang pohon menjadi sasaran berikut. Pohon itu bagai disergap oleh ribuan kunang-kunang ganas. Kurang dari setengah helaan napas, pohon itu menjadi keropos dan mati tanpa roboh. Daunnya berhamburan, kulit batangnya mengelupas kering. Bahkan beberapa dahannya ada yang jatuh ke tanah tanpa bunyi akibat terlalu ringannya.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar