“Ah.... Tentu kau main-main dengan ucapanmu! Kau salah duga...!” Guru Besar Liang San geleng kepala. “Aku belum pernah salah menduga orang! Kau mau lihat satu bukti?!” Guru Besar Liang San melangkah. Khawatir akan apa yang hendak dilakukan orang, Joko gerakkan kaki melangkah mundur. Guru Besar Liang San tertawa bergelak seraya hentikan langkah dan berkata. “Kalau kau bukan dari kalangan persilatan, tentu kau tidak akan membawa sebuah senjata!” Sepasang mata Guru Besar Liang San mengarah pada pinggang kiri Joko di mana tersimpan Pedang Tumpul 131. “Sialan! Dia sudah tahu...,” bisik Joko lalu terse-nyum dan angkat suara. “Orang tua... Sebuah senjata bukan satu bukti. Siapa saja bisa membawanya!”Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar