CANDIKA - Dewi Penyebar Maut 7

TIBA-TIBA saja langit gelap.
Dua bayangan berdiri di tepi bengawan.
Seorang dengan tubuh tertutup jubah gelap seluruh tubuhnya. Jubah itu berlambaian ditiup angin dingin. Si Buyut.
Dan seorang pria setengah umur yang dalam kegelapan tampak tak menunjukkan tanda-tanda berasal dari kasta ksatria. Bahkan mirip seorang saudagar. Aria Sampana.
Dan di balik semak-semak, Ahireng menahan napas.
“Aku tak tahu daerah ini terlarang... maafkan aku,” kata Aria Sampana merendah membungkuk-bungkuk. Ahireng mengernyitkan mata di kegelapan. Betulkah itu orang yang tadi memergoki gerakan Peksayomaya-nya?
“Aku tidak melarangmu. Aku hanya ingin tahu. Kau datang dari arah sana. Dan kau mengaku tak bertemu seorang pun. Kau dusta. Dan aku paling tidak suka pendusta,” kata si Buyut.

Unduh
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar