Merasa kesal melihat ulah Gento yang konyol, si kakek sejenak jadi lupa kalau pemuda itu adalah muridnya sendiri. Enak saja tangan kanannya dihantamkan ke cabang pohon di atasnya. Seketika itu juga dari telapak tangan Gentong Ketawa menderu serangkum angin dingin yang langsung menghantam pohon di mana Gento berada. Cabang pohon rambas seperti dipulas angin ribut. Tapi sesaat sebelum itu Gento Guyon sudah melesat ke udara, berjumpalitan tiga kali, kemudian tubuhnya meluncur ke tempat semula. Tapi dia jadi terkejut begitu menyadari cabang pohon yang hendak ditujunya rambas gundul. Takut tubuhnya jatuh terhempas dari atas ketinggian, tanpa pikir panjang lagi dengan menggunakan sebagian tenaga luncuran dia berkelebat dan bergerak ke arah gurunya.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar