Tersenyum Kemuning mendengar ucapan Seno yang terkesan amat lugu dan jujur. "Maukah kau kuberi gelar?" tawarnya.
Seno nyengir lagi. "Boleh," sambutnya.
Kemuning menatap lekat wajah Seno yang tampak kebodoh-bodohan. Lalu sambil tersenyum, dia berkata, "Kau pantas memakai gelar Pendekar Bodoh."
"Pendekar Bodoh?" Seno menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ya! Pendekar Bodoh!" seru Kemuning seraya menjejak tanah, berkelebat pergi.
"Hei! Tunggu...!"
Seno berteriak lantang untuk mencegah kepergian Kemuning, tapi tubuh si gadis terus berkelebat, hingga hilang dari pandangan.
Tinggallah Seno cengar-cengir seorang diri. Sambil berjalan perlahan, dia menggumam.
"Pendekar Bodoh.... Aku Pendekar Bodoh...? Ya. Ya, aku Pendekar Bodoh...."
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar