Jaka Sembung - 4
"Kakang, oh kakang. Betapa beratnya penderitaan bathin ku. Tapi akan ku balaskan dendam pada si laknat itu. Waktu itu akan segera tiba kakang. Si bangsat itu pasti mati di tanganku..."
Mendadak, ia bangkit lagi, Matanya yang masih basah kini berubah merah bagaikan memancarkan api. Rupanya dalam keadaan sedih ia tetap waspada. Pendengarannya yang sangat tajam menangkap suara mendesis-desis di atas pohon. Sewaktu ia mengangkat wajah, tampaklah olehnya seekor ular belang-belang sebesar paha orang dewasa melingkar di dahan pohon, sementara mulutnya terbuka, siap mematuk mangsa yang lewat di bawah.

Unduh
0 Responses

Posting Komentar