"Memangnya kenapa?" tanya Pandu se-makin berlagak bego.
"Soalnya...," Jaitun tersenyum ma-lu. "Soalnya... Pandu Puber nggak sehebat kamu, Kang."
"Maksudnya nggak sehebat bagaima-na?" desak Pandu kian memancing perasaan si gadis manis berkulit kuning itu.
"Yaah... pokoknya nggak hebatlah. Bisa dilihat dari wajahnya, perawakannya, kegagahannya, semuanya nggak kayak kamu. Pasti masih lebih hebat kamu, Kang."
"Masa' sih...?" Pandu senyum-senyum saja sambil tetap melangkah bersebelahan.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar