Kedua penunggang kuda itu langsung menghentikan lari kudanya. Debu seketika mengepul tinggi ke udara, menutupi hampir dua tubuh kuda hitam pekat itu. Tampak di depan kedua penunggang kuda itu berdiri tegak seorang berpakaian serba merah, dan seluruh kepalanya terselubung kain tipis yang menyamarkan wajahnya.
“Hm, rupanya kau masih hidup, Raden Mandaka,” gumam orang yang berdiri menghadang itu. Kedua bola matanya menatap tajam pada salah seorang penunggang kuda hitam itu.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar