"Bersamaan dengan terbunuhnya Wiraguna di malam itu, Nurmi menghilang sampai sekarang!"
"Cukup, Kakang! Aku tidak mau lagi mendengar tuduhanmu pada Nurmi. Dia hilang diculik! Dan dia bukanlah pembunuh Wiraguna!"
"Hhh...dugaanmu salah, Adi Danupaya," desah Ki Murad sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sedangkan Ki Danupaya juga jadi bimbang. Benarkah semua ini direncanakan Nurmi untuk membalas dendam kematian ibunya? Lalu, siapakah orang berbaju merah yang selalu menutupi kepalanya dengan tudung tikar? Mengapa dia menteror keluarga Ki Murad dan Ki Danupaya? Apakah dia juga mengetahui harta warisan itu? Dan yang terpenting, siapakah sesungguhnya yang berhak memperoleh warisan itu?!
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar