"Pulanglah, Warso. Aku akan menerima tantangannya."
Sambil menatap kepergian Warso, Gagak Ciremai menghela nafas dalam-dalam. Keningnya tampak berkerut-kerut, sementara matanya menatap lurus ke luar melalui jendela. Tak salah lagi, ilmu pedangnya memang luar biasa. Barangkali aku pun tidak akan mampu menghadapinya. Tetapi sebagai guru silat di desa ini dan sebagai seorang pendekar yang gagah perkasa, aku tak mungkin menolak tantangannya. Akan kuhadapi dia, semoga Tuhan melindungiku. Gagak Ciremai berguman dalam hati.
Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar