"Jangan sembarangan kau bicara. Orang yang membuat pesan ini adalah guruku, jadi masih terhitung kakek gurumu! Dia datang tanpa kita melihatnya. Meninggalkan pesan, berarti ada sesuatu yang sangat penting, menyangkut urusan besar yang harus kita kerjakan." berkata si kakek.
Gento Guyon terdiam, mata tak pernah beralih dari batang pohon, mulutnya melongo tanda heran. "Guru. Apakah kakek guru sebangsanya hantu, memedi, kolong wewe atau setan kampret?" tanya si pemuda bersungguh-sungguh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar