Pendekar Mabuk - 90. Kematian Sang Durjana
"Bangsat kurap! Pedang sudah anu ditawarkan sebagai anu!" geram Sawung Kuntet. Wajah tiga orang utusan Ratu Ladang Peluh itu tampak memendam kejengkelan. Mendung Merah bahkan kelihatan menyembunyikan rasa malu di hadapan Pendekar Mabuk, ia tak berani menatap langsung ke mata si murid sinting Gila Tuak itu. "Kurasa bukan hanya kita saja yang dikerahkan sebagai orang upahannya!" kata Santana sambil tersenyum kecut. "Mungkin lebih dari lima atau enam orang."
Unduh
0 Responses

Posting Komentar