Pendekar Bayangan Sukma - 24
"Nyawamu akan segera menyusul istrimu, Gaok!" "Bangsat hina! Awas serangan!" jerit Gaok seraya meluncur menyerang. Kali ini dia menggunakan seluruh kepandaiannya untuk membunuh Dewi Murni. Tetapi Dewi Murni menghindari semua itu dengan mudah saja. Dia merasa tidak begitu berat menghadapi Gaok seorang. Serangan-serangannya kian dahsyat. Pertempuran kali ini menimbulkan suara bising yang amat sangat. Debu-debu beterbangan, dan daun-daun berguguran saat dua tenaga sakti berbenturan.
Unduh
Pendekar Slebor - 58
Masalah Patung Kepala Singa terus berkembang menjadi ajang pertumpahan darah. Dewi Selendang Hitam yang berniat menghancurkan patung tersebut karena menyangka di dalamnya terdapat rahasianya, urung melakukan karena melihat Pendekar Slebor muncul. Lalu ketika Patung Kepala Singa berhasil direbut dan terlempar, dua sosok tubuh segera melesat dan sama-sama menangkapnya. Mereka adalah Pendekar Slebor dan Bocah Liar. Tarik menarik yang dilakukan keduanya pun terjadi disertai tenaga dalam yang kuat. Hingga kemudian masing-masing orang terpental. Patung Kepala Singa pun jatuh ke tanah dan meledak! Tatkala semuanya sirap, nampak luruhan abu yang bergerak turun naik dan pancarkan cahaya keperakan....
Unduh
Pendekar Rajawali Sakti - 94. Pendekar Aneh
"Aku belum memikirkan perkawinan, Ki...." "He...?! Sombong sekali kau, Rangga. Kau memang pantas menerima hukuman!" Orang tua itu segera mengeluarkan pedang kayu mainannya. Dan, langsung disabetkan ke tubuh Pendekar Rajawali Sakti. Siapakah sebenarnya orang tua cebol itu? Mengapa dia sangat bernafsu menjodohkan Rangga dengan putrinya? Adakah tujuan lain yang menjadi alasannya? Lalu, siapakah bocah yang wajahnya seperti anak berusia delapan tahun itu? Mengapa dia juga setuju kalau Rangga mengawini gadis berbaju kumal itu? Rangga sungguh sulit menghadapi pendekar-pendekar aneh ini. Dirinya tidak mengerti dengan kemauan mereka. Bagaimanakah Pendekar Rajawali Sakti harus menghadapi kemauan Pendekar Aneh itu...?
Unduh
Gento Guyon - 21
"Siapa bangsat tua ini? Tenaga dalamnya tidak berada di bawahku. Jika tidak kuhabisi dia secepatnya, bukan mustahil aku tidak dapat membunuh Nyi Sekar!" membatin perempuan itu dalam hati. "Ha ha ha. Binatangku selamat. Tapi bambuku hangus nyaris tidak bersisa." kata si kakek. Sejurus dia memandang ke depan. Sepasang matanya berkedip-kedip. Enak saja dia berucap. "Perempuan cantik tapi keji. Bagaimana ini urusannya. Bambuku sudah kau hanguskan. Untuk memanggul binatang ini aku membutuhkan alat, kalau kuminta salah satu tanganmu yang mulus itu apakah boleh?"
Unduh
Launching
BACA EBOOK ONLINE 

duniaabukeisel@jagatsatria 




http://duniaabukeisel.jagatsatria.com/
Jodoh Rajawali - 16
"Kaukah orangnya, Panuluh?" "Bukan!" "Lalu siapa?!" "Akuuu...!" tiba-tiba terdengar suara yang nyaring dan bergema. Semua orang memandang ke arah selatan. Dari kerumunan orang yang ada di selatan itu, muncul seorang lelaki tua berpakaian kuning model biksu, berkepala botak tengah, rambut yang tumbuh di tepiannya sangat tipis. Nyaris bisa dihitung dengan tangan. Usia lelaki itu sangat tua, terlihat dari kulit tubuhnya yang sebagian masih tampak mengelupas, sebagian lagi kelihatan kencang tanpa keriput, pertanda ia telah mengalami ganti kulit dalam ketuaannya.
Unduh
Launching
BACA EBOOK ONLINE 
duniaabukeisel@jagatsatria 


http://duniaabukeisel.jagatsatria.com/
Pendekar Mata keranjang - 18
"Manding.... Sejak malam ini kau layak menyandang gelar Penyair Berdarah! Keluarlah dari bukit ini. Gunakan tembang-tembang syairmu untuk melaksanakan rencana kita!" ucap Iblis Gelang Kematian pada muridnya. Dan, sejak malam itulah rimba persilatan mulai disentak oleh munculnya seorang pemuda berilmu tinggi, yang selalu mengalunkan tembang syair sebelum menewaskan lawan-lawannya. Bagaimanakah Pendekar Mata Keranjang 108 menghadapi Penyair Berdarah ini? Padahal dirinya juga sedang dipusingkan dengan urusan seorang gadis yang menuduhnya sebagai pembunuh keji dan juga sebagai pendekar cabul!
Unduh
Launching

BACA EBOOK ONLINE

duniaabukeisel@jagatsatria

 

http://duniaabukeisel.jagatsatria.com/

Pendekar Hina Kelana - 28
"Sudah kukatakan Geluk Emas itu tak ada di tanganku, kalaupun ada masakan aku mau memberikannya pada kalian begitu saja, hek... hik...hik...! Sudah jelas kalian hanyalah sebang-sanya perampok tengik yang pantas untuk di gebuk...!" ejek Nyai Pamekasan sambil tergelak-gelak. Mendapat ejekan sedemikian rupa, kedua laki-laki gemuk yang memiliki julukan Gendewa Maut ini menjadi gusar. Sambil bersiap-siap membangun serangan kembali. Salah seorang di antara mereka yang memiliki jambang dan kumis yang begitu lebat, membentak: "Kurang ajar! Kau memang tidak bisa diajak berdamai. Jalan satu-satunya yang paling baik buatmu adalah mampus...!"
Unduh
Pendekar Blo'on - 20
Untuk menyembuhkan Pendekar Blo'on dari pengaruh racun Pelumpuh Akal Pelemah Jiwa ternyata tidak mudah. Dibutuhkan bunga langka yang hanya terdapat di Tebing Akherat. Bunga itu dijaga oleh Siluman Ular Kepala Empat, setiap orang yang berani mengambilnya, Maka dirinya harus siap dijadikan tumbal. Siapa yang rela menjadi tumbal demi kesembuhan Pendekar Blo'on? Siapa pula penghuni Lembah Nirwana yang sangat dihormati oleh Barata Surya itu? Bagaimana halnya dengan Ratu Leak dan Batu Lahat Bakutuk?
Unduh
Raja Naga - 18
"Aku mulai dapat menebak siapa perempuan ini. Kata-kata anehnya tadi nampaknya untuk menutupi siapa dirinya dari Purwa. Dan pakaian kuning yang dikenakannya, mengingatkan aku pada bayangan kuning yang pertama kali kulihat sebelum Purwa dan Sibarani muncul." Di kejap lain Raja Naga tersentak tatkala mendengar tepukan keras yang dilakukan perempuan bertahi lalat pada tengah keningnya, yang disusul dengan menggebraknya gelombang angin dahsyat yang diiringi oleh cahaya berwarna-warni! Sadar kalau bahaya mengancam dirinya, Raja Naga memutuskan untuk mengeluarkan ilmu 'Naga Mengamuk'. Seketika tempat itu laksana diamuk seekor naga liar yang ganas.
Unduh
Pengemis Binal - 19
"Bunuh saja aku, Eyang! Bunuh saja aku! Aku telah menjadi makhluk kejam yang haus darah! Aku telah menjadi iblis yang pantas dijebloskan ke dasar neraka!" teriak Arya Wirapaksi dengan air mata menganak sungai. Mengapa putra mahkota Prabu Arya Dewantara itu merindukan kematian? Padahal dia telah menjadi Pewaris Mustika Api, sebuah ilmu kesaktian dahsyat hasil ciptaan seorang tokoh tua pendiri Dinasti Anggarapura! Bagaimana si Pengemis Binal Suropati harus menyelamatkan nyawa sang putra mahkota itu? Sedangkan dirinya sendiri bersama si Wajah Merah telah berhasil dilukai!
Unduh
Roro Centil - 21
BENARLAH SEPERTI YANG ditakutkan Adipati Wiralaga. Surat yang dikhawatirkan jatuh ke tangan orang Kerajaan justru telah berada di tangan Mahapatih Raksa Mandala. Segera saja Pembesar Kerajaan itu mengutus Senapati Pamuji untuk menjalankan tugas membekukan pemberontakan sebelum terlambat. Sementara itu gedung Kadipaten segera disita oleh Kerajaan, dan dalam pengawasan serta penjagaan ketat. Adipati Wiralaga dicari untuk di tangkap. Sementara Senapati Pamuji dengan dua ratus lasykar Kerajaan berangkat ke pesisir laut kidul untuk menangkap sekutu Wiralaga dan menggagalkan pendropan kapal-kapal asing yang bakal menyerbu wilayah kekuasaan Kerajaan. Tentu saja telah menghubungi pula beberapa tokoh Pendekar dari kalangan menyambut tugas itu dengan semangat baja.
Unduh
Rajawali Emas - 18
"Kalau kau memang tahu, dapatkah kau menceritakannya kepadaku?" "Kau akan tahu dengan sendirinya, Wulung Seta!" Wulung Seta terdiam sejenak lalu berkata, "Dapatkah kau mengatakan bagaimana cara mengalahkan-nya?!" "Pertanyaanmu yang satu ini sungguh sulit untuk dijawab! Karena, aku sendiri belum punya cara yang pasti untuk mengalahkannya! Perlu kau ketahui Wulung Seta, aku adalah sahabat gurumu! Sayangnya aku datang terlambat! Tetapi aku akan tetap mengikuti ke mana perginya Seruling Haus Darah! Karena, suatu saat akan kuhentikan sepak terjangnya!"
Unduh
Joko Sableng - 32
Bayangan Tanpa Wajah dan Ratu Selendang Asmara saling pandang. Joko tersenyum lalu berkata. “Ma-sih ada yang hendak kalian tanyakan?!” “Kau bisa berlari cepat. Sementara kau tak berguru pada perguruan mana pun! Itu adalah hal yang mustahil!” Murid Pendeta Sinting gelengkan kepala. “Di kampung kelahiranku, meski hanya dihuni beberapa o-rang, namun setiap tujuh hari sekali diadakan lomba lari mengitari sebuah lapangan! Setiap pemenang akan mendapatkan hadiah. Malah untuk calon kepala kampung, dia harus orang yang paling cepat larinya! Itulah sebabnya setiap orang pasti berlatih lari tiap pagi dan sore. Selain untuk merebut hadiah, siapa tahu dia kelak bisa menjadi kepala kampung! Jadi harap tidak heran kalau aku bisa berlari cepat!”
Unduh
Satria Gendeng - 18
Udara pun terobek oleh teriakan menggila mereka. Angin terbelah oleh golok-golok yang berputaran di udara. "Kau harus mampus, Keparat!" bentak salah seorang lawan yang berada di tengah. Wukh! Satu sambaran golok dibuat penyerang yang berada di tengah. Ganas berhawa maut. Ki Pawit segera mengangkat kerisnya. Dipapaknya golok lawan. Wukh! Wukh! Saat yang bersamaan, dua sambaran golok lain mengancam dari samping kiri dan kanan. Seketika tangan kirinya menyampok dari bawah untuk mematahkan serangan dari samping kiri. Sedangkan kaki kanan menyongsong ke arah perut lawan di kanan.
Unduh
Pendekar Gila - 31
Wut, wut! Sebuah peti mati melayang di udara, lalu jatuh tepat di belakang Pendekar Gila. Bersamaan dengan itu terlihat tiga orang botak bermuka bengis dan bertelinga panjang menghadang Pendekar Gila. "Menyerahlah, Pendekar Gila. Peti mati itu khusus untuk tempat tidurmu selama-lamanya!" ancam salah seorang dari mereka. "Siapa kalian?! Aku tak ada urusan dengan kalian. Cepat kasih aku jalan, temanku ini perlu penguburan...," ujar Sena yang membopong mayat Prakaspati. Dapatkah Pendekar Gila lolos dari peti mati yang telah disiapkan untuknya? Siapa dalang dari semua itu? Sampai-sampai mereka menyiapkan khusus Peti Mati untuk Pendekar Gila.
Unduh