Komik WS 1B


Unduh
Pendekar Bayangan Sukma - 9
Saat itulah dia berseru, "Racun Kelabang Putih!"
Suaranya bergetar. Menandakan keterkejutan yang cukup beralasan. Laki-laki berjubah putih itu tahu betapa keji dan ganasnya racun itu.
Di atas panggung, Ki Ageng Tapa tak kuasa menahan air matanya. Jago tua itu pun menangis terharu melihat mayat Kertapati yang mengerikan. Juga mengingat Kertapati menjadi begini karena telah menyelamatkannya.
Terdengar lagi seruan dari Adipati Wisnuwisesa "Perhatian! Mulai saat ini, Broto ku nyatakan sebagai kepala pengawal di Kadipaten! Menggantikan Kertapati yang ternyata dapat di kalahkannya! Bahkan dibunuhnya!"

Unduh
Pendekar Naga Putih - 28
Munculnya nama Laba-Laba Hitam, membuat Panji dan jago-jago pedang ingin mencari tahu keberadaan tokoh sesat itu. Ternyata, kesempatan untuk menemui Laba-Laba Hitam tidak pernah ada! Sebab sebelum mereka dapat mengetahui di mana Laba-Laba Hitam, Pendekar Naga Putih dan kawan-kawannya telah terjebak dan terkurung. Kemudian, tokoh yang mereka cari-cari itu pun muncul dengan segala keangkerannya! Bagaimanakah nasib Panji dan jago-jago pedang selanjutnya? Mengapa tokoh itu sangat mendendam pada jago-jago pedang di empat penjuru?

Unduh
Pendekar Rajawali Sakti - 68. Geger Putri Istana
"Sudah satu pekan diculik...?!" tanya Eyang Balung Gading dengan kedua bola mata mendelik. "Kenapa baru sekarang memberitahu, Rangga...?"
"Aku sendiri baru tahu kemarin, Eyang."
"Siapa yang menculik Cempaka?" tanya Eyang Balung Gading.
"Dewi Anjungan," jawab Rangga.
Eyang Balung Gading tersentak begitu mendengar nama Dewi Anjungan. Siapa sebenarnya Dewi Anjungan yang berjuluk Ratu Lembah Neraka itu? Dan mengapa dia menculik Cempaka?
Apakah Eyang Balung Gading mengenal Dewi Anjungan, sehingga dia sangat terkejut mendengar namanya? Dan, berhasilkah Pendekar Rajawali Sakti mendapatkan kembali putri Istana Karang Setra itu?

Unduh
Jaka Sembung - 8
Hekk!
Si Codet terpental ke belakang dengan tubuh hampir putus menjadi dua bagian.
Kiranya si Kaki Tunggal dengan gerakan cepat telah menyabetkan pisau panjangnya yang terbungkus tongkat sebagai penyangga tubuhnya itu dengan sekuat tenaganya. Seketika itu juga tubuh si Codet ambruk ke bumi dan darah pun keluar dengan deras lalu mati seketika. Si codet mati dengan mata melotot.
"Tolol!" gumam Tirta kembali dalam hati sementara matanya melirik ke arah si Codet yang telah menjadi mayat.

Unduh
Gento Guyon - 10
"Kurang ajar, berapa banyakkah ruangan rahasia di dalam Kuil Setan ini. Mungkin aku harus mencarinya di tempat lain," fikir Panji Anom sambil menggerutu tak karuan. Dia bermaksud memasuki ruangan yang terdapat di sebelahnya. Ketika sampai di depan pintu, langkahnya mendadak jadi terhenti karena dia mendengar suara hancurnya benda-benda keras seperti dibanting yang kemudian disusul dengan suara teriakan amarah seseorang.
"Benda pusaka itu bagaimana bisa raib jika tidak dicuri oleh seseorang? Jahanam keparat siapa yang melakukan semua ini? Bintang Penebar Petaka... oh, siapakah yang telah mengambilnya?"

Unduh
Pendekar Hina kelana - 12
"Aku merasa tak mungkin mampu menyembuhkan luka dalam yang teramat parah ini. Sungguh malang sekali nasibmu bocah." batin Tapak Dewa.
Saat itu Wanti Sarati yang selalu mengkhawatirkan keselamatan Pendekar Hina Kelana, nampak tertatih-tatih datang menghampiri. Dengan harap-harap cemas dia pun bertanya.
"Kakek... bagaimanakah keadaan paman ku...?"
Tapak Dewa menoleh, dia melihat mata si gadis membersitkan kecemasan. Tetapi sebagai orang tua yang berjiwa polos, dia tak ingin menutup-nutupi tentang keadaan Buang Sengketa.
"Maafkan aku, Nduk.... Ku kira aku tak mampu menyembuhkannya. Pukulan beracun Iblis Menembus Maut di dunia ini tak ada obat pemunahnya. Hanya kebesaran Sang Hyang Widi-lah yang mampu merubah segala sesuatunya!" ucap Tapak Dewa dengan suara sangat lirih sekali.

Unduh
Roro Centil - 8
"Ha ha ha... ha ha ... kiranya hanya demikian saja kehebatan bocah perempuan bernama Roro Centil. Julukannya sih bukan main... Pendekar Wanita Pantai Selatan..! Tak tahunya dengan totokan Kebutan Maut ku sudah mengaku menyerah. Ha ha ha... Seandainya aku tak kasihan, dan mematuhi undang-undang hukum, Pasti sudah kutotok jalan darah kematianmu..!" Sambil sesumbar demikian si Kebutan Dewa Maut ini bertolak pinggang di hadapan Roro. Dan ia sudah lantas berpaling pada para prajurit berkuda itu. "Hayo! Tunggu apa lagi..! Ringkus dia..!" Serentak saja dua orang melompat dari atas punggung kuda. Salah seorang membawa tali laso. Dan selanjutnya Roro sudah diborgol tangannya ke belakang.

Unduh
Raja Petir - 7
"Sabar dulu, Anak Manis. Kalian belum membayar pujian ku barusan."
"Maksud Nenek?" tanya Mutiara Merah tidak mengerti.
"Kalian harus bersedia ikut denganku!" "Ikut denganmu?"
Ya, ketiga gadis itu memang benar-benar lenyap setelah pertemuannya dengan Nenek Sakti Racun Hijau. Kebetulan, nenek itu memang sedang mencari dara-dara untuk pengusung mayat.
Apakah Nenek Sakti Racun Hijau yang telah menawan ketiga putri Ki Megantara? Atau ada tokoh sakti lain yang menculiknya? Lalu, apa sesungguhnya tujuan nenek itu mencari Dara-dara Pengusung Mayat?! Dan, bagaimana tindakan Raja Petir dalam hal ini?

Unduh
Naga Geni - 14
Terdengar bunyi menancap membuat Pendekar Bayangan, Lawunggana dan yang lain-lain terkejut bukan main, apalagi setelah di atas permukaan meja di depan mereka bertancapan enam gulungan uang tembaga!
“Luar biasa! Tenaga dalam yang sempurna!” desis Pendekar Bayangan penuh kagum. Mereka, lebih-lebih para pengikut Pendekar Bayangan, tidak bisa mengerti mengapa keenam keping uang tembaga yang tadinya bulat terbuka dan cukup tebal itu dengan mudah tergulung seperti gulungan pucuk daun pisang muda yang lagi tumbuh.
Demikianlah, kelima pengikut Pendekar Bayangan terdiam bisu dengan perasaan tegang dan dada berdentang-dentang, kecuali keenam peminum tuak yang melempar uang tadi malah tertawa ramai.

Unduh
Pendekar Bodoh - 2
"Tak kusangka! Sungguh aku tak menyangka!" ujar Karapak setelah sampai di rumah berdinding bilah-bilah papan. "Aku tak menyangka bila kau punya kepandaian sehebat itu, Seno. Ketika bertemu denganmu, aku menduga kau hanya seorang pesilat biasa yang tak punya kepandaian apa-apa. Kiranya, kau adalah murid Dewa Dungu yang sangat termasyhur tiga puluh tahun silam. Sungguh aku tak menyangka...."
Seno yang duduk di hadapan Karapak tampak nyengir kuda. "Kakek jangan terlalu memuji. Aku takut nanti kepalaku membengkak besar...," sergahnya. "Aku pun tak menyangka bila Kakek dan istri Kakek adalah sepasang pendekar bergelar Sepasang Nelayan Sakti. Sungguh aku juga tak menyangka, Kek...."

Unduh
Jodoh Rajawali - 5
"Pengecut sekali ternyata kau ini! Begitukah semua jiwa orang-orang Gua Bidadari? Berjiwa pengecut dan bernyali ciut?!" ejek Kencana Ratih memancing pertikaian dengan si Topeng Merah.
Terdengar suara dari balik topeng itu sedikit pelan karena teredam oleh topeng itu sendiri,
"Aku tidak punya urusan apa-apa denganmu! Aku hanya ingin membunuh Bujang Lola! Siapa kau sebenarnya, sehingga mau ikut campur urusanku ini?!"
"Aku Kencana Ratih, adik dari Aditya! Kau tentu kenal dengan nama Aditya!"
"Aku tidak kenal!" jawaban itu terdengar kaku dan ketus, seakan bernada dingin dan sama sekali tidak bersahabat.

Unduh
Pendekar Kelana Sakti - 5
Tubuh hitam itu mengejang kejang saat Ki Rondo Mayit membalut luka di sekitar tulang keringnya. Ia sengaja menahan jeritannya agar tidak keluar dari mulutnya. Kalau saja Ki Rondo Mayit tidak menahannya kuat-kuat, mungkin Wadak Keling sudah meronta-ronta.
"Tulang yang patah ini sudah ku sambung, Wadak Keling! Tapi kau jangan banyak berjalan dulu..." pesan Ki Rondo Mayit. Wadak Keling meringis meskipun rasa sakitnya sudah berkurang. Luka-lukanya nampak merembeskan darah ke kain pembalut yang melilit di betisnya.

Unduh
Pendekar Mata Keranjang - 7
"Pendekar Mata Keranjang! Siapa pun yang membebaskan mu dari totokan itu, segala ilmunya akan punah dalam waktu tiga ratus enam puluh lima hari... dan tangannya akan ditumbuhi bulu berwarna hitam!" Pernyataan orang tua aneh itu membuat Pendekar Mata Keranjang 108 terhenyak. Pendekar Mata Keranjang tidak dapat membayangkan tubuh mulus dan cantik dari Ratu Pualam Putih harus ditumbuhi bulu-bulu hitam!
Bagaimanakah Pendekar Mata Keranjang harus membalas budi ratu itu?! Sementara, di lain fihak Malaikat Berdarah Biru tengah mengumpulkan datuk-datuk sesat untuk membentuk Persekutuan Para Iblis!

Unduh
Raja Naga - 7
Blaaaarrr!!
Putaran angin hitam itu berpentalan ke sana kemari! Beberapa pohon yang tumbang terseret jauh. Berhamburannya angin hitam disertai muncratan tanah menambah kepekatan tempat itu hingga sangat sukar ditembus oleh pandangan. Suara gerengan dari mulut si perempuan bertelanjang dada yang telah dikuasai oleh ilmu hitam milik Sangga Langit, terdengar sangat keras disusul dengan tanah yang bergetar-getar hebat!
Rupanya perempuan bertelanjang dada itu sudah menjejakkan kaki kanan kirinya dengan kegusaran tinggi di atas tanah. Secara tiba-tiba tubuhnya melayang ke depan. Jotosannya meluncur cepat.
Desss!!
Dari bubungan tanah yang menghalangi pandangan, terlempar satu sosok tubuh deras ke belakang.

Unduh
Pendekar Cambuk Naga - 7
"Nah, sekarang apa tujuanmu ke mari?" tanya Wijaya.
"Aku akan menikah dengan seorang gadis, dan mas kawinnya adalah bunga teratai dari dalam goa ini."
Wijaya Buana tertawa, "Aku tahu, aku tahu...! Itu yang namanya teratai Wingit."
Lanangseta terperanjat sedikit, nama teratai itu sama persis dengan nama rumah Kirana. Lalu apa sebenarnya hubungan antara bunga teratai yang ada di goa tersebut dengan rumah kediaman Kirana itu? Lanang tak sempat berpikir panjang lebar karena Gopo telah menggeret tangannya seraya berkata, "Mari kutunjukkan tempatnya...! Bunga teratai itu adalah satu-satunya bunga yang tumbuh di dalam goa ini. Letaknya di tengah telaga yang kuselami dulu itu. Nah, mari kubawa kau ke sana. Tapi, o, ya... sebaiknya kau tetap harus meminta ijin kepada Sekar Pamikat lebih dulu, sebab ia pernah melarangku mengambil bunga tersebut sekalipun aku kagum terhadap keindahan bunga itu."

Unduh
Pengemis Binal - 8
Bersama Pengemis Binal, Yaniswara mengantar kotak kayu titipan Tuhisa Brama kepada Gusti Wirasantri. Setelah dibuka, kotak berukir itu ternyata kosong isinya! Yaniswara menduga, isi kotak kayu berukir telah dicuri tokoh aneh yang pernah menolong dirinya. Tapi setelah tokoh berusia lanjut itu ditemukan, tokoh itu bersumpah tidak tahu sama sekali mengenai isi kotak. Dan sesungguhnya ia malah disuruh Lodra Sawala, yaitu ayah Yaniswara untuk mengawal gadis cantik itu. Lalu, siapa sebenarnya yang mencuri isi kotak kayu berukir yang berupa air sakti itu? Dan bagaimana Pengemis Binal harus mengungkap misteri Tabir Air Sakti ini?

Unduh
Rajawali Emas - 7
Di depan sana, si Pengusung Jenazah melepaskan rangkulannya dan berdiri. Perlahan-lahan dibimbingnya jenazah kekasihnya yang telah berhasil dibangkitkan. Matanya yang menyorotkan sinar angker tak henti-hentinya menatap nenek berbaju hitam yang masih mengeluarkan bau busuk dari tubuhnya Itu.
"Kekasih ku Mayang Harum... dunia telah terbentang kembali di depan matamu. Kehidupan panjang selama tiga puluh tahun ku lalui dalam kesepian rasanya mulai menguak kembali dalam alam yang indah. Kini, Sepasang Pemburu dari Neraka telah bersatu lagi. Mahisa Agni akan mendapatkan balasan dari seluruh perbuatan busuknya padamu, Kekasih ku.
"Jadi, selama ini aku sudah mampus?"
"Ya! Malaikat Dewa yang menyebabkan kau seperti itu, Mayang!"

Unduh
Walet Emas - 6
“Hendak ke mana kau malam-malam begini?” tanya laki-laki itu.
“Nyi Wungkuk berpesan agar saya datang ke Bendo Growong malam ini,” jawab Pusparini.
Ki Megatruh agak heran mendengar pesan itu. “Siang tadi kami memang bersama-sama menyatroni pertandinganmu,” kata Ki Megatruh. “Karena dia tak ingin dirimu terjebak berlarut-larut dalam kancah pertandingan, maka dilakukan tindakan seperti itu.”
“Dia menyuruh si Thole membakar pondok di belakang panggung itu, bukan?” kata Pusparini untuk meyakinkan cerita si Thole.
“Yha!”
“Dan Nyi Wungkuk berpesan agar aku menemuinya malam ini di Bendo Growong,” kata Pusparini lagi.
“Oh, begitu? Pesan yang seperti itu aku tidak mendengar. Mungkin saat itu aku agak menjauh darinya, sehingga tidak kudengar pesan seperti itu,” kata Ki Megatruh. “Tapi... ketahuilah. Aku baru saja ke sana sore tadi. Sampai malam ini pun tak kulihat Nyi Wungkuk di tempat kediamannya.”

Unduh
TDS - Teluk Akhirat
Wiro sadar kalau saat itu gurunya masih berada dalam pengaruh totokan, tak bisa bicara tak bisa bergerak. Maka dia segera pergunakan kepandaian untuk melepas totokan itu. Yang pertama sekali adalah membuka jalan suara si nenek agar bisa bicara. Wiro menotok urat besar di leher kiri kanan Sinto Gendeng. Memang di situ tempat untuk memusnahkan totokan jalan suara. Dan nyatanya Sinto Gendeng kini memang bisa membuka mulut keluarkan suara. Tapi bicaranya aneh. Ucapannya tidak jelas. Suara si nenek melengking aneh, cepat sekali. sulit dimengerti.
"Wau! Hikkk! Haauuuuuw! Ngik...! Ngik...! Wauu! Kik...kik...kik!"

Unduh
TDS - Srigala Perak
"Kalian hendak melakukan apa?" tanya Pendekar 212. Matanya menatap ke arah Rembulan.
"Kau dalam keadaan terluka parah. Kakek muka putih itu telah memukul dadamu di arah jantung dengan Pukulan Seribu Kati Jika tidak diobati nyawamu mungkin tidak tertolong. Tapi saat ini ada hal lain yang harus kami dahulukan. Yaitu menolong Pelangi Indah pimpinan kami. Kami akan kembali ke sini. Kalau kami kembali harap kau sudah membuka bajumu! Harap kau berbaring dan jangan banyak bergerak. Jangan sekali-kali turun dari atas ranjang. Apapun yang kelak kau dengar tidak usah menjadi perhatianmu apalagi kau pikirkan."
"Membuka baju? Aku.... Hai tunggu!" Wiro berseru.

Unduh
Pendekar Slebor - 30
Pendekar Slebor hadir memenuhi undangan seorang wanita yang memiliki peta rahasia tempat penyimpanan benda berharga di Lembah Kutukan. Tak hanya harta berlimpah, pusaka-pusaka keramat pun menanti pemiliknya di sana. "Aku ini masih memiliki hubungan keluarga denganmu, Andika...," ucap si wanita pengundang. Itu sangat mengejutkan Pendekar Slebor. Sebab Pendekar Slebor tidak mengenalnya sama sekali. Tetapi, di balik semua itu ada hal yang lebih mengejutkan lagi bagi Pendekar Slebor...! Dan, apa jadinya ketika Peta Rahasia Lembah Kutukan itu akhirnya jatuh ke tangan dedengkot kaum sesat berjuluk Dewa Pencuri Ilmu?

Unduh
Pendekar Rajawali Sakti - 67. Perangkap Berdarah
"Tanpa sadar kau sudah masuk ke dalam perangkap mereka, Rangga," kata Ki Arman.
"Perangkap...? Apa maksudmu, Ki?"
"Perangkap yang akan berlumur darahmu atau darah mereka sendiri," sahut Ki Arman.
Rangga tertegun. Dia benar-benar tidak mengerti dengan semua ini. Berulang kali tokoh-tokoh persilatan mencegahnya agar tidak mencari Pandan Wangi. Padahal, kepergian Rangga khusus untuk mencari kekasihnya itu!
Benarkah Pendekar Rajawali Sakti telah masuk ke dalam Perangkap Berdarah? Siapa yang memasang perangkap untuknya? Dan mengapa Mayang tiba-tiba muncul? Apakah, Pendekar Rajawali Sakti dapat bertemu kembali dengan Pandan Wangi...?!

Unduh
Pendekar Gagak Rimang - 8
Kekacauan dan pembunuhan yang terjadi di Keraton Widung, menyebabkan Sang Prabu cemas. Kemudian diperintahkannya panglima perang untuk menumpas pemberontak itu. Namun ilmu pemberontak itu sangat tinggi.
Mereka pendekar-pendekar berilmu hitam.
Kekejaman dan pembunuhan kian merajalela.
Keraton Widung jadi banjir darah.
Dewa penolong pun muncul. Dialah Pendekar Gagak Rimang yang berjuang menumpas kekejaman itu.
Dan benarkah pendekar Gagak Rimang akan berhasil memulihkan ketentraman Keraton Widung?

Unduh
Joko Sableng - 21
"Maladewa cucuku.... Kau tidak usah khawatir dengan Galaga! Aku percaya penuh padanya! Dia tidak mungkin membocorkan keadaan Kampung Setan ini di luaran sana! Dia murid baik! Tak mungkin berani berkhianat, apalagi dia telah bersumpah sebelum kuangkat sebagai muridku!" Si nenek hentikan ucapannya sejenak. Tak lama kemudian terdengar lagi ucapannya.
"Tentang permintaanmu, Cucuku. Kau harus bersabar. Saat itu pasti akan tiba! Tapi bukan sekarang!"
"Hem.... Lalu sampai kapan? Kau bisa tentukan waktunya?!" tanya Maladewa masih dengan tegak di tengah ruangan dan kepala mendongak.
"Seperti pendahulu ku. Aku tidak boleh mengatakan saat tibanya waktu itu! Tapi pasti akan datang! Dan semua permintaanmu akan terpenuhi meski kau tidak memintanya! Dan karena kau adalah generasi terakhir, maka kau akan mendapat tugas penting yang sebelumnya tidak pernah kulakukan!"

Unduh
Satria Gendeng - 7
"Jadi, kau telah berurusan langsung dengan Pasukan Kelelawar itu?" Pendekar Muka Bengis mengajukan pertanyaan, belum lagi Satria cukup mengambil napas.
"Bocah-bocah itukah yang kalian cari?" tanya balik Satria.
"Ya ya, betul! Betul apa tidak, Muka Bengis?" sergah Gendut Tangan Tunggal, sok tahu.
"Kalau menilai penuturan mu barusan, aku yakin merekalah Pasukan Kelelawar yang menggemparkan dunia persilatan belakangan ini," ucap Pendekar Muka Bengis, membenarkan.
"Kalau aku boleh tahu, apa yang telah mereka perbuat sampai begitu menghebohkan banyak pihak?" tanya Satria. Keingintahuannya terhadap bocah-bocah ajaib itu makin menyala-nyala saja.

Unduh
Pendekar Blo'on - 8
"Akkk...!"
Laki-laki itu berteriak kesakitan. Lukanya cukup parah juga, menyadari dirinya terancam bahaya. Maka Penggoro Bumi kembali meledakkan asap penghilang jejak.
Buuum!
Untuk yang kedua kalinya suasana kembali berubah gelap. Laki-laki baju hitam ini langsung berkelebat pergi. Di kejauhan terdengar sayup-sayup suara Penggoro Bumi.
"Tumenggung, hati-hatilah. Aku akan datang lagi dalam waktu yang tidak begitu lama!"
"Keparat! Manusia licik pengecut, mengapa tidak sekarang saja kau berhadapan dengan kami!?" teriak Datuk Empat.
"Jangan kejar, adikku. Tumenggung dalam keadaan terluka. Kita harus menolongnya!" cegah Patuk Satu.

Unduh
Pendekar Gila - 6
Cletar!
Lelaki bercaping lebar ini mencelat ke atas, dan bersalto di udaca. Lalu, pedang di tangan kanannya bergerak cepat membabat he arah lawan.
"Yeaaaaa....!"
Cras! Kedua bola mata Resi Sarameskari melotot sesaat. Keningnya tergores babatan pedang lawan. Tak lama kemudian, tubuhnya mengejang, kemudian ambruk dan mati dalam keadaan tubuh membiru.
Siapakah lelaki bercaping lebar yang setiap korbannya selalu keracunan dengan kening tergores? Benarkah dia Singa Jantan dari Cina? Yang datang ke tanah Jawa untuk mencari Titisan Dewi Kuan Im? Dan, bagaimana Pendekar Gila harus menghadapi lelaki bercaping lebar yang sangat tangguh itu?

Unduh
Pendekar Pulau Neraka - 27
"Jangan, Waskita. Kau akan menyesal," Nyai Sureng mencoba mencegah.
"Aku tidak bisa menunggu lagi, Nyai. Berikan keris itu atau...," desis Waskita.
"Tidak! Aku tidak bisa memberikannya padamu!"
Waskita yang sudah dirasuki napsu setan, tidak peduli lagi. Nyai Sureng yang mencoba bertahan, segera ditancap dadanya oleh pedang laki-laki itu.
"Ha ha ha...! Sekarang aku yang menguasai Keris Kala Muyeng. Ha ha ha...!"
"Kau akan menyesal, Waskita. Kau akan celaka!"
Kata-kata Nyai Sureng sebelum ajalnya, tidak dihiraukan .Waskita. Yang mengherankan, mengapa Nyai Sureng sampai berkata demikian? Ada sesuatukah di dalam Keris Kala Muyeng? Benarkah senjata yang masih setengah jadi itu merupakan pusaka yang bisa menghancurkan kehidupan pemiliknya...?!

Unduh
Pendekar Mabuk - 54
Pendekar Mabuk kian sunggingkan senyum bernada sinis. "Kau tak akan mendapatkan apa-apa dariku, Pangeran Umbardanu! Aku bukan pria sepertimu; mendekati wanita untuk maksud kelicikan pribadi! Sama halnya kala kau mendekati Indayani dan berlagak jatuh cinta...."
"Tutup mulutmu!" sentak Pangeran Umbardanu sambil tangannya mulai memegang gagang pedangnya. "Kucabik-cabik tubuhmu kalau tak segera serahkan peta itu!"
"Oh, kau mencabik-cabik dia?! Kalau begitu ada baiknya kau hadapi dulu aku, Umbardanu!" ujar Rara Santika dengan sikap menantang tanpa rasa takut sedikit pun.

Unduh
Mahesa Kelud - 5
"Dewa Tongkat!" seru Mahesa Kelud. Dia kini yang bicara menjawab kata-kata si orang tua sakti. Tak lupa pula pemuda ini mempergunakan tenaga dalamnya yang tinggi sehingga suaranya pun bergema di seluruh pelosok lembah. Kelima prajurit itu jadi bergetar gendang-gendang telinga mereka. Si Dewa Tongkat mengernyitkan kening tanda dia tak dapat menekan perasaan terkejut ketika mendengar suara yang keras tajam Mahesa Kelud itu. "Kami datang membawa perdamaian dan persahabatan. Harap dimaafkan jika kami mengganggu ketenteraman lembah mu! Tapi ketahuilah, muridmu telah mencuri sesuatu dari kelima prajurit Banten ini. Kami datang untuk memintanya kembali!"

Unduh