"Indahkah kecupan tadi?" bisik Suto. "Indah sekali," jawab Mayangsita dengan berbisik pula. "Dapatkah kau melakukannya seperti yang kulakukan tadi?" Mayangsita tidak menjawab, namun ia segera mendekatkan wajahnya pelan-pelan. Lalu bibirnya mulai menyentuh bibir Suto Sinting. Tetapi lidah Mayangsita sengaja menyapu permukaan bibir itu lebih dulu. Sapuannya sangat lembut dan pelan, hingga jantung Suto menjadi bergemuruh dihujani keindahan.Unduh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Di komplitin dunk kisanak serial pendekar mabuknya biar bisa baca sampe tamat neh