Satria Gendeng - 19
Sambaran clurit ternyata mengarah ke ubun-ubunnya. Deras dan ganas. Hanya kematian seolah hendak ditebarkan lewat sambarannya. Udara pun terpangkas ke bawah. Satria tak memandang rendah. Jelas kali ini sambaran clurit lawan yang kelihatannya memiliki kepandaian paling tinggi itu tak bisa dianggap remeh. "Kheaaa...!" Satu jari lagi mata clurit menghujam ubun-ubun, Satria menggulingkan tubuhnya ke depan. Bersamaan dengan itu, sebuah teriakan menyentak dibuatnya. Amat keras. Lalu tiba-tiba kedua kakinya menjulur ke depan, mengarah ke bagian selangkangan lawan.
Unduh
0 Responses

Posting Komentar