Naga Geni - 23
Mereka lebih kurang sebanyak tiga puluh orang,” bisik Mahesa Wulung kepada ketiga rekannya. “Satu jumlah yang mencurigakan. Sayang kita tak mendengar pembicaraan mereka.” “Tapi untuk itu kita harus lebih mendekati!” sahut Gagak Cemani menengahi. “Dan dengan kuda-kuda ini, pasti tidak mungkin!” “Andika berdua dapat mendekati mereka,” Tungkoro ikut berkata lirih. “Biarlah saya dan Sobat Palumpang tinggal di sini menjaga kuda-kuda kita.” “Hmm, satu usul yang baik,” gumam Mahesa Wu-lung. “Jarak kita dengan pohon beringin tua itu kira-kira sejauh lima belas tombak, dan kita bisa mendekati mereka sampai sedekat lima tombak, asal tanpa mem-buat suara.” “Bagus. Marilah kita kerjakan, Adi Wulung!” sahut Gagak Cemani yang sudah tidak sabar lagi melihat pemandangan di depannya. Ia ingin segera tahu, siapakah sebenarnya mereka itu? “Dan Sobat Palumpang serta Tungkoro, haraplah berhati-hati.”
Unduh
Pendekar Kembar - 14
"Kau benar-beaar keparat, Bocah Tengik!" geram Dedengkot Iblis sambil bersiap-siap untuk menyerang. "Kau boleh menyebutku keparat, tapi kau harus tahu bahwa perempuan tercantik di bumi ini adalah Nyai Prabawinih!" "Hahh...?!" Dedengkot Iblis terkejut mendengar nama bekas istrinya disebutkan Pendekar Kembar. "Siapa kau sebenarnya hingga mengenal nama bekas istriku?"
Unduh
Pendekar Blo'on - 16
Ternyata Malaikat Berambut Api punya saudara seperguruan. Lalu pertemuannya dengan El Maut membuka tabir misteri yang tidak pernah diketahui oleh Suro. Kemudian Angku Muda Pasak Langit dengan pedang curian itu menebar bencana kemana-mana. Kerajaan pun dikuasainya. Keadaan benar-benar runyam. Siapa yang mampu merebut pedang tersebut dari tangan tokoh sakti itu? Bagaimana nasib Dewa Kubu, bagaimana pula dengan Malaikat Berambut Api? Akankah cinta Gadis dan puteri Saba pada Suro tercapai? Sebuah petualangan yang menegangkan. Yang diwarnai dengan cinta anak-anak manusia! Ikuti saja deh......!!!
Unduh
Jodoh Rajawali - 12
Semakin tajam kerutan dahi Raja Tipu, semakin jelas kecemasannya. Ia menggumam di luar kesadarannya, "Benarkah Iblis Mata Genit sudah kehilangan ilmunya?" "Naaah... ketahuan sudah, kau hampir saja berhasil membohongiku! Untungnya aku ingat tentang dua hal tadi!" "Bukan begitu. Aku merasa aneh dengan ucapan mu. Kalau benar Iblis Mata Genit sudah kehilangan ilmu, lantas siapa yang menghajar Tuan Yo sampai wajahnya sehancur itu?!" "Sudahlah, kau tak perlu lagi berusaha menipuku! Kau adalah Raja Tipu, jadi kau kerjanya hanya menyebarkan tipuan dan kebohongan dengan cara bagaimanapun. Aku tak akan percaya dengan ucapanmu!" Raja Tipu masih ngotot juga, "Ini bukan tipuan! Aku berani angkat sumpah apa saja! Tuan Yo benar-benar dalam bahaya dan bisa ditebus dengan hanya menukarnya memakai Pusaka Hantu Jagal!"
Unduh
Pendekar Kelana Sakti - 12
Tubuh ramping bergulingan. Namun secepat kilat Nyi Awak Ceger bangkit. Mulutnya menyeringai menyeramkan. Mulutnya tadi menyemburkan darah, telah penuh dengan lumuran darah mengotori. "Hik-hik-hik-hik.... Hebat, hebat! Pendekar Gelugut Sutra maupun pendekar dari 'Guci Perak' memang bukan nama kosong. Tidak mungkin aku yang berilmu rendah ini dapat mengalahkan kalian." Meskipun masih terasa sakit, Nyi Awak Ceger masih dapat mengumbar tawa. "Sudah tahu begitu, kenapa tidak cepat bunuh diri di hadapan kami! Ayo lakukan perempuan cabul. Hitung-hitung menebus dosa." ujar Amarsa Rawut. "Sekarang pun rasanya seperti hampir mati. Kenapa tidak kalian saja yang membunuhku?" Suara Nyi Awak Ceger menggoda. "Kami tidak ingin mengotori tangan kami dengan darah cabulmu!" bentak Pendekar Gelugut Sutra.
Unduh
Eid al-Adha
Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. 
Happy Eid al-Adha 1433 Hijriyah
Pendekar Mata Keranjang - 14
Muridku! Hanya manusia yang mempunyai guratan angka 108 yang dapat mengambil Arca Dewi Bumi. Maka jika kau benar-benar menginginkan arca itu, carilah manusia tersebut!" Mendengar hal itu, Dayang Naga Puspa mengangguk-angguk sambil mencari akal bagaimana menemukan manusia seperti yang dimaksudkan sang guru. Dan begitu bertemu Pendekar Mata Keranjang 108, maka ia terus merayunya. Bagaimana pendekar tampan ini menghadapi rayuan si Dayang Naga Puspa? Sementara ia sendiri berkewajiban menyelamatkan arca itu demi amannya rimba persilatan!
Unduh
Raja Naga - 14
Laksana puluhan guntur yang menghantam bumi, ledakan luar biasa meletup dahsyat. Tanah muncrat setinggi empat tombak. Pepohonan menghangus. Dari muncratan tanah yang menghalangi pandangan, terlempar dua sosok tubuh ke belakang. Raja Naga cepat merangkapkan kedua tangannya di depan dada. Karena dirasakan hawa panas tinggi melingkupi sekujur tubuhnya. Di lain pihak, Kembang Darah masih terhuyung-huyung dengan bibir mengalirkan darah segar. Napasnya terputus-putus dengan sekujur tubuh terasa ngilu. Tak disadarinya kalau kain hitam yang dikenakannya telah terlepas hingga memperlihatkan bagian pangkal pahanya yang tertutup sehelai kain merah jambu. Buru-buru dikerahkan hawa murninya untuk menghilangkan rasa sakit yang tak terkira. Saat itulah Dewi Perenggut Sukma melesat cepat diiringi teriakan keras untuk menyambar Bunga Kemuning Biru yang masih dipegang Kembang Darah.
Unduh
Pendekar Cambuk Naga - 14
"Cambukku ini...." kata Klowor. "Bukan cambuk sembarangan, melainkan cambuk pusaka." "Cambuk pusaka?! Wah, hebat juga kau diam-diam, punya urusan tentang pusaka, ya? Pusaka milikmu sendiri, maksudnya?" "Hemm... bagaimana, ya? Cambuk itu bisa dikatakan milikku, tapi bukan juga milikku. Sebab.... Begini, Ki. Aku diberi sebuah cambuk oleh orang sakti, tetapi saat ini ada yang harus kulakukan agar cambuk itu benar-benar resmi jadi milikku." "Wah, beruntung sekali kau. Cambuk apa namanya?" "Pusaka... Cambuk Naga...." suara Klowor berbisik, namun justru mengagetkan orang yang diajak bicara. Orang beruban tipis itu menatap Raden Klowor tidak berkedip. Sampai lama. "Kau,., kau main-main, ya?" "O, tidak, Ki. Aku sungguh-sungguh diberi pusaka yang bernama Cambuk Naga, dan...."
Unduh
Pengemis Binal - 15
Orang-orang berkerudung hitam melakukan pemberontakan di Kerajaan Pasir Luhur. Niat itu hampir terlaksana kalau saja tidak muncul orang berkerudung lain yang berpihak pada kerajaan, dengan dibantu pula oleh Pengemis Binal serta Ingkanputri alias Dewi Baju Merah. Pada saat yang sama, muncul pula seorang tokoh bergelar Dewa Peramal. Tokoh tua itu memberikan ramalan kepada Suropati. Dan ada salah satu ramalannya yang tidak disukai Suropati, sehingga pemimpin Perkumpulan Pengemis Tongkat Sakti itu tak mau percaya. Apakah isi ramalan tersebut? Dan siapa sesungguhnya orang-orang berkerudung yang saling bersengketa itu?
Unduh
Roro Centil - 16
"Lalu bagaimana kelanjutannya?" Tanya Raden Mas Anjasmoro penuh perhatian. "Dia tuliskan sesuatu yang aku tak mengerti pada sobekan pakaiannya dengan darah, lalu berikan pada ku.! Tampaknya dia mau katakan sesuatu lagi, tapi dia sudah keburu pingsan! Karena bukit itu jauh dari desa, dan aku tak mau pakaian ku kotor kena darah. Terpaksa dia ku tinggalkan saja di bukit itu, entah mati ataukah masih bernyawa, aku tak mengetahui..!" Ujar Pitra Sena polos. Terkejut Raden Mas Anjasmoro, segera terdengar suaranya mendesis. "Apakah, kain bertuliskan darah itu masih berada padamu?" Pitra Sena mengangguk. "Cepat berikan padaku, aku ingin lihat!". Berkata si Bangsawan Tua dengan nada tak sabar. Cepat-cepat Pitra Sena berikan sobekan kain yang diselipkan di saku celananya, yang telah dibungkus sobekan kain lagi. Bahkan Pitra Sena sendiri hampir lupa kalau masih mengantongi sobekan kain pemberian Jaran Perkoso.
Unduh
Raja Petir - 14
"Jadi... Kisanak Patih...," terbata ucapan Jaka. "Ya, akulah Patih Sodrana," jawab lelaki berusia setengah baya itu mantap. Lalu, dari mulut lelaki yang ternyata ayah kandung Laga Lembayung, meluncur cerita tentang diri anaknya yang sedang ditawan Sang Prabu. Apakah sebabnya Laga Lembayung ditawan oleh Sang Prabu yang sesungguhnya amat mencintainya? Apakah gara-gara kematian seorang punggawa kerajaan yang terhantam 'Ajian Duribang', dan kebetulan ajian tersebut hanya dimiliki Laga Lembayung? Bagaimana sikap Patih Sodrana ketika mengetahui anaknya ditawan? Dan, bagaimana pula tindakan Raja Petir maupun Mayang Sutera dalam menangani hal ini?!
Unduh
Rajawali Emas - 14
Bidadari Hati Kejam terjajar dua langkah tatkala kedua tangannya menangkis sepasang tangan yang seperti dilempar-lempar itu. Dan baru saja si nenek tegak, sambaran angin dingin berkelebat kembali. Kali ini Hantu Kali Berantas sudah menggerakkan kedua kakinya Segera saja si nenek berkonde menyentakkan kedua tangannya, membuat Hantu Kali Berantas mengurungkan niatnya menghajar dengan kedua kakinya. Lalu dengan gerakan yang sangat aneh, mendadak saja tubuhnya meliuk. Sesaat si nenek berkonde terpana mendapati jurus yang seperti baru kali ini dilihatnya. Tetapi dia segera tanggap kalau gerakan memutar tubuh yang diperlihatkan lawan hanya pancingan belaka. Karena kejap itu pula kaki kanan Hantu Kali Berantas bergerak seperti ekor ikan pari yang menimbulkan suara besetan. Bila saja si nenek tak segera membuang tubuh ke belakang tanpa ampun lagi kepalanya yang dihiasi konde kecil akan mencelat dari lehernya. "Jahanam betul! Rupanya dia tidak main-main! Akan aku buat kedua matanya terbuka!!"
unduh
Pendekar Bodoh - 9
Untuk menghindari bahaya maut, Pendekar Bodoh berbuat serupa dengan Sasak Padempuan. Dengan menggunakan ilmu peringan tubuh 'Lesatan Angin Meniup Dingin', Pendekar Bodoh mampu melentingkan tubuhnya seringan kapas. Selamatlah jiwanya dari serbuan lidah api yang panas menyala-nyala. Namun..., tanpa disadari oleh pemuda lugu itu. Lesatan lidah-lidah api ciptaan Sasak Padempuan mendadak terhenti di belakang tubuhnya. Lalu, melesat lebih cepat untuk segera membakar tubuh Pendekar Bodoh! "Awaasss...!" teriak Bancakluka, mengingatkan. Cepat Seno menoleh. Betapa terkejutnya dia melihat lidah-lidah api yang melesat amat cepat ke arahnya. Namun, dia tak mau berkelit. Tongkat Dewa Badai dikibaskan sekuat tenaga. Wesss...! Gelombang angin pukulan muncul bak tiupan topan. Tapi, gelombang angin itu lewat begitu saja. Lidah-lidah api terus melesat tanpa tertahankan lagi! "Celaka!" desah Seno. Bergegas pemuda remaja itu merunduk seraya menggulingkan tubuhnya ke tanah. Namun tak urung, sebagian rambutnya terbakar dan menebarkan bau sangit!
Unduh
Joko Sableng - 28
Wuutt! Wuuuut! Kedua tangan murid Pendeta Sinting bergerak ke depan. Satu sinar kuning berkiblat, lalu satu gelombang luar biasa dahsyat menggebrak dibarengi menghamparnya hawa panas menyengat. Blammm! Kesunyian hutan disentak dengan gelegar hebat. Tanah hutan di sekitar bentroknya pukulan bergetar keras. Udara yang mulai temaram seketika laksana ditelan malam karena hamburan tanah dan dedaunan. Disusul terdengarnya derakan dan tumbangnya beberapa pohon. Kabut hitam tipis berserakan di udara. Bundaran ranggasan semak langsung pecah. Sementara gelombang dan sinar kuning ambyar berantakan. Sosok murid Pendeta Sinting dan Malaikat Berkabung sama-sama terpental lima langkah ke belakang. Paras keduanya sama berubah pucat pasi. Namun belum sampai semburatan tanah luruh sirna, kedua tangan Malaikat Berkabung bergerak sibakkan mantel hitamnya. Saat itu juga sosoknya melesat menerobos luruhan tanah.
Unduh
Satria Gendeng - 14
Arya Wadam menghentikan langkah. Satria juga. "Aku tak ingin ditemani," tandasnya singkat. Satria Gendeng mengangguk. Sekadar mengangguk apa ada yang melarang? Tak peduli apakah nantinya dia akan menuruti kemauan orang di depannya atau tidak. Arya Wadam melanjutkan langkah. Satria tetap saja mengekor di belakang. Salahnya Arya Wadam. Kalau mau main-main keras kepala, ya jangan dengan murid Dedengkot Sinting Kepala Gundul itu sama saja cari kejengkelan dengan sengaja. "Kenapa masih saja mengikutiku?" tanya orang bertudung itu ketika dia telah menempati kursi pilihannya. Satria duduk pula tanpa peduli. Dia sudah tak mau lagi kehilangan Arya Wadam. Mencari-cari tanpa juntrungan itu bikin pegal hati. Satria tak mau memperpanjang pekerjaan menjengkelkan itu. Sekarang, terserah Arya Wadam. Kehadirannya mau diterima syukur, tidak diterima... ya terpaksa harus 'memaksa'.
Unduh
Pendekar Gila - 26
"Hanya ada satu cara untuk menyingkirkan Pangeran Prapanca, Paduka," ujar Perdana Menteri menjilat. "Katakanlah! Bagaimanapun, rakyat tentu tak akan diam kalau mengetahui Pangeran Prapanca di bunuh," ucap Baginda Awangga bingung. "Kita undang para pendekar, dan...," Perdana Menteri berbisik perlahan di telinga Baginda Awangga. "Hua ha ha...!" mereka tertawa terbahak-bahak mendengar usul yang licik itu! Usul apakah yang diajukan Perdana Menteri? Benarkan undangan yang disebarkan kepada para pendekar membahayakan keberadaan Pangeran Prapanca? Lalu, apakah tahta kerajaan akan tetap bertahan di tangan Baginda Awangga?
Unduh
Pendekar Pukau Neraka - 38
"Kalau tidak salah, kau kah yang bernama Pendekar Pulau Neraka...?" Tidak salah lagi. Ki sanak. Begitulah orang-orang memanggilku," sahut Bayu kalem. "Apakah kau salah seorang dari Iblis Pulau Hitam?" "He he he he ...! Akhirnya bertemu juga dengan orang yang sangat kuharapkan. Tapi siapa sangka Pendekar Pulau Neraka yang ternama begitu cepat kenal dengan Iblis Pulau Hitam...? Apa lagi kalau bukan takut dan ingin mohon belas kasihan," ejek Durbala diiringi dengan suara tawanya yang terkekeh kering. Apakah memang Bayu takut menghadapi Iblis Pulau Hitam? Untuk apa mereka mencari-cari Pendekar Pulau Neraka itu? Sudah banyak ketua perguruan silat terkenal yang tewas di tangan Iblis Pulau Hitam. Terlebih lagi saat mereka melakukan serangan bersama-sama, tak ada seorang pun yang mampu menandinginya. Dan kali ini mereka berhadapan dengan Pendekar Pulau Neraka. Mampukah Pendekar Pulau Neraka menandingi ketangguhan Iblis Pulau Hitam...?
Unduh
Pendekar Mabuk - 64
Kadal Ginting mengangkat tubuh Bulan Sekuntum yang berlutut satu kaki. Namun ketika ia hendak memegang tubuh itu, tiba-tiba matanya memandang gerakan aneh yang sangat menarik perhatian. Sebuah benda bergerak di rerumputan dengan pelan-pelan mendekatinya. "Ular! Ular nagaa...!" teriak Kadal Ginting sambil melonjak kaget, tak sadar menghambur ke dalam gendongan Resi Pakar Pantun. Plook...! Sang Resi pun bergerak secara naluriah, tangannya segera menyambar tubuh Kadal Ginting yang kurus, hingga ia bagaikan sedang menggendong cucu kesayangannya. "Apa-apaan kau ini!" sentak sang Resi sambil menyentakkan tubuh Kadal Ginting. Tubuh itu jatuh terbanting dan masih berteriak ketakutan. "Ular naga, Eyang...! Ular nagaa...!" sambil menuding ke arah benda yang bergerak. Sang Resi memandang ke arah benda itu dan terlonjak kaget secara tak sadar langsung latah.
Unduh
Dewa Arak - 88. Putri Teratai Merah
"Bukankah gerakan yang dimainkan wanita itu adalah Ilmu Pedang Sepasang Malaikat? Dan wajah itu... tubuh itu.... Kalau benar dia Putri Teratai Putih, mengapa pakaiannya merah?!" gumam lelaki itu dengan bibir bergetar. . Dan dugaan lelaki kumal yang tak lain Pendekar Naga Emas itu memang keliru! Gadis itu PUTRI TERATAI MERAH. Tetapi, mengapa demikian mirip dengan Putri Teratai Putih? Bisakah Dewa Arak mengunggkap misteri di balik gadis itu?
Unduh
Dewa Linglung - 16
"Tahukah kau, kakek tua? Penjahat itu telah membunuh Adipati Wukir Kamenda. Kami harus menangkapnya untuk dihukum dan dihadapkan pada sang Prabu!" gembor Senopati Rah Butho menimpali kata-kata sang Patih. "Aku tahu! Aku mengetahuinya, raden! Tapi apakah aku akan membiarkan korban-korban kembali berjatuhan? Padahal tenaga kalian amat dibutuhkan oleh Kerajaan. Dan, aku sudah mendapat pirasat, bahwa kalian takkan mampu menghadapi pemuda itu!" sahut si kakek dengan tenang dan suara datar. "Baiklah, kakek yang budiman. Kau tentu lebih arif dan lebih mengetahui dari kami. Kini ceritakanlah, apa sebabnya kau berpendapat demikian? Dan kau belum mengatakan siapa dirimu!" kata Patih Gajah Rono. Patih Kerajaan ini agaknya dapat memaklumi bahwa kakek tua dihadapannya bukanlah orang sembarangan. Terbukti dia telah mampu membuat pemuda itu menuruti perintahnya.
Unduh
Candika - Dewi Penyebar Maut 9
Ini kisah Tun Kumala. Ia memang lolos dari rangkulan Wara Hita alias Dewi Candika yang agaknya sangat tertarik pada dirinya. Itu merupakan pengalaman pahit baginya. Untuk pertama kalinya ia melihat darah tertumpah dan kemauan hebat saling bentur. Namun ia tak bisa lari dari ini semua. Di sebuah desa kecil ia masih terlunta-lunta di antara bentrokan ambisi-ambisi itu.
Unduh
Shugyosa - 9
Selama Komaya menjadi pembawa sandal Naoko, demikian banyak informasi ia dapatkan. Antara lain nafsu Naoko menjadi penguasa istana Kamakura. Utusan Nobunaga selalu tewas sebelum sampai Kamakura. Ini menyebabkan kebimbangan Nobunaga untuk menyerang Suruga. Di sisi lain Mayeda maupun Imagawa kembali bersekutu melawan Nobunaga. Tiga murid Yagyu berhasil dihancurkan Saburo, sementara Yoshioka terperangkap Genza - seorang ronin miskin - sehingga ia tak dapat bergabung dengan pasukan Saburo. SEMAKIN SENGIT DARI AWAL SAMPAI AKHIR!
Unduh
Siluman Ular Putih - 13
Siluman Ular Putih terus memperhatikan sosok tua di atas batu pipih dekat air terjun. "Ah, iya! Kenapa aku jadi pikun begini?" gumam Soma lagi seraya menepuk jidatnya sendiri. Perlahan-lahan Soma mulai bangkit berdiri. Didekatinya tempat Eyang Bromo bersemadi, lalu duduk berlutut di hadapannya. "Terima kasih, Eyang. Lagi-lagi kaulah yang telah menyelamatkanku," ucap Soma penuh hormat. Perlahan-lahan Eyang Bromo mulai membuka kelopak matanya. Dalam jarak dekat seperti ini, paras Eyang Bromo tampak demikian tua penuh kerut-merut. Alis dan bulu matanya berwarna putih, pertanda usianya sudah sangat lanjut. Namun anehnya ia masih memiliki gigi yang putih bersih! "Bangunlah, Cucuku! Jangan terlalu berlebihan padaku! Hanya pada Yang Maha Kuasa sajalah kau patut berlebihan!" tegur Eyang Bromo dengan suara arif.
Unduh
Pendekar Pedang Siluman Darah - 14
"Bedebah! Kalian harus membayar nyawa istriku," memaki marah Bupati Labean, dibarengi dengan sabetan keris Cokro Jinggo. Seketika kelima anak buah Suro Gonggong berlompatan, mengelakkan serangan yang dilancarkan oleh Bupati Labean. Mereka tahu akan kehebatan keris di tangan Bupati Labean dari Suro Gonggong yang telah memesannya wanti-wanti agar mereka hati-hati dengan keris itu. Mendapatkan serangannya hanya mengenai angin belaka, makin bertambah marahlah Bupati Labean. Maka dengan ditambah lipat gandakan serangannya, Bupati Labean mencerca kelima musuhnya silih berganti. Mendengar keributan di ruang tamu, kedua anak Bupati Labean seketika terjaga dari tidurnya. Lalu dengan mata masih setengah mengantuk kedua kakak beradik itu berjalan ke luar menuju ke asal suara itu.
Unduh
Pendekar Naga Putih - 56
“Aku tidak bermaksud menyakitimu. Kuminta kau menunjukkan, di mana Senapati Marganta tinggal?” tanya Panji kepada pelayan yang sekujur tubuhnya gemetar karena ketakutan. Rupanya pelayan itu menduga kalau Panji adalah pembunuh kejam yang selama beberapa waktu ini berkeliaran di lingkungan istana. Rasa takutnya membuatnya tidak dapat menahan kencing. Celananya perlahan menjadi basah. “Jangan takut. Aku bukan seorang pembunuh. Malah aku berniat membantu Kadipaten Balaraja untuk menangkap manusia jahat itu,” bujuk Panji lagi, berharap agar pelayan itu dapat hilang rasa takutnya, dan mau berbicara. “Sejak Adipati Balaraja terbunuh, Tuan Senapati tinggal di dalam salah satu kamar istana. Dia hendak melindungi Paduka Permaisuri dan putranya yang masih berusia enam tahun,” tuturnya dengan suara susah-payah.
Unduh
Komik WS - 6
Unduh
Pendekar Bayangan Sukma - 15
Nenek Berbaju Sutra terkikik lagi, seolah tak memperdulikan tatapan yang marah itu. "Karto dan Cakoro... mengapa kalian tidak mengikuti dan memenuhi permintaanku... aku teman kalian, cepat bersujudlah pada nenek itu... dia begitu sakti, Karto dan Cakoro... kalian tak akan mampu untuk melawannya... ayo cepat ciumlah telapak kaki nenek itu... Hihihi...." "Nenek peot! Kami akan mengadu jiwa denganmu!" maki Karto sambil maju menyerbu dengan tombaknya. Begitu pula dengan Cakoro. Dia pun langsung menyerbu. Kata-kata Nenek Berbaju Sutra yang mempermainkannya begitu membuatnya marah dan geram. Dia pun menghunuskan tombaknya. "Hihihi... mengapa kalian tidak mengikuti permintaan teman kalian itu? Hihihi... kalian mau mampus rupanya!" "Jangan banyak bacot, Nenek peot! Ayo, hadapi kami!" maki Karto sambil menggerakkan tombaknya ke arah perut Nenek Berbaju Sutra. "Wuuuut!"
Unduh
Pendekar Slebor - 47
Andika menahan langkah Imas, "Tunggu!" Gadis itu berbalik sambil mendengus, "Apa lagi?" "Ada yang ingin kukatakan tentang gurumu," kata Andika dan tak menunggu persetujuan Imas, ia menceritakan tentang Malaikat Bukit Pasir. Bukannya gembira, Imas justru melotot. "Kau?" desisnya dengan tubuh bergetar. "Di mana guruku sekarang, hah?" "Sungguh aku tidak tahu. Ini memang kesalahanku, Imas. Aku akan berusaha menemukannya. Imas, ceritakan tentang gurumu. Mengapa banyak sekali yang menginginkan nyawanya...." "Setelah kau tidak tahu di mana guruku berada, kau ingin aku menceritakan apa yang telah terjadi? Justru kau sendiri yang tahu jawabannya!" "Maksudmu... sebelum kejadian itu. Ceritakan...." "Kau harus bertanggung jawab atas hilangnya guruku!" Gadis itu hanya berkata-kata tanpa menjawab keingintahuan Andika tentang Malaikat Bukit Pasir.
Unduh
Pendekar Rajawali Sakti - 83. Siluman Muka Kodok
Patih Gandaraka dan prajurit-prajuritnya dari Kerajaan Ringgading datang ke Karang Setra dengan jumlah besar. Tidak ada yang tahu maksud kedatangan mereka. Hal ini membuat seluruh pembesar Karang Setra menduga-duga maksud kedatangan mereka. Sedangkan Rangga saat ini tidak berada di Karang Setra. "Mereka pasti hendak menyerang kita, Gusti Danupaksi," ujar Panglima Wirapati. "Sebaiknya tanyakan dulu maksud kedatangan mereka, Gusti Danupaksi," selak Ki Lintuk. Lalu, apa yang akan diperbuat Pendekar Rajawali Sakti setelah tiba di Karang Setra? Apakah kedatangan patih dan prajurit dari Kerajaan Ringgading itu ber-hubungan dengan kemunculan Siluman Muka Kodok? Lalu, siapakah Siluman Muka Kodok itu...?
Unduh
Jaka Sembung - 14
Maleang Pangaru si Manusia Hiu dan dikenal juga sebagai Iblis Pulau Aru, yang dikatakan sudah meninggal, ternyata kembali berkeliaran di kepulauan Aru, mengganggu kehidupan keluarga Pampani, kepala suku. Womere si ahli sihir, ikut meramaikan kancah perebutan kekuasaan di kepulauan Aru. Ikuti pertempuran brutal antara penduduk asli Pulau Aru yang dikuasai tokoh-tokoh sesat dengan pendekar-pendekar dari Pulau Jawa. Simaklah bagaimana ilmu sihir kaum sesat dilawan dengan ilmu silat murni dari si Gila Dari Muara Bondet dan kawan-kawan.
Unduh
Gento Guyon - 16
Tendangan dan pukulan yang dilancarkan gadis itu menghantam benteng pertahanan yang dibuat oleh Raja Pengemis. Si gadis jadi tercekat ketika merasakan bagaimana pukulan serta tendangan yang dilakukan seolah menabrak satu benteng yang sangat kokoh. Selagi si gadis di buat tercengang dengan kenyataan yang dihadapinya, Raja Pengemis susupkan tangannya. Tangan meluncur ke arah perut lawan. Lalu... Desss! Deees! Puteri Pemalu keluarkan keluhan panjang. Dua pukulan mendera perutnya, membuat gadis ini jatuh terguling-guling sambil muntahkan darah segar. Melihat kejadian itu Pendekar Sakti Gento Guyon berseru. "Walah paman Raja Pengemis. Begitu tega kau terhadap calon istrimu. Sudah tak pernah kau urus kini kau malah menyakitinya." "Pemuda sinting. Semua ini kulakukan semata-mata hanya untukmu, tolol!" "Oh kalau begitu aku harus berterima kasih padamu."
Unduh